[ Review TW-Drama ] Devil Beside You (end)


Kyaaaaa (>,<), akhirnya Devil Beside You tamat juga !! Yahh!! Mungkin banyak yang sudah melihatnya lewat DVD atau VCD. Tapi walau bagaimanapun, aku baru melihatnya sekali ini. 
Karena masih deg-degan gara-gara perasaan campur aduk pas litanya, aku bikin deh sinopsis terakhirnya !!

The Final of Devil Beside You

Beside A Meng and His Mom

Setelah A Meng dan Qi Yue pada akhirnya direstui oleh keluarga mereka masing-masing, merekapun menjadi sepasang kekasih pada umumnya meskipun mereka juga berstatus sebagai kakak beradik.



Namun sayang, semuanya belum berakhir karena tak lama kemudian mendekati ulang tahun A Meng, ada kabar bahwa A Zang dan Ibunya akan pindah ke Italia. Dan rencananya, Ibu A Meng ingin bertemu dengan A Meng sebelum mereka meninggalkan Taiwan.



Awalnya, dari pihak A Meng, ayah A Meng, dan Nenek A Meng merasa sedikit keberatan karena A Meng akan di pertemukan dengan wanita yang sudah 10 tahun tidak bertemu dengannya.


Namun pada akhirnya, A Meng pun yakin mau menemui Ibunya (mungkin karena ada Qi Yue yang berhasil membujuknya dan selalu disampingnya), dan mereka akan bertemu di sebuah restoran sambil merayakan ulang tahun A Meng.

Ketika A Meng bertemu dengan Ibunya di tempat tujuan, tubuhnya benar-benar jadi patung dan kaku. Mulutnya ternganga bahkan ia tak berkedip sedikit pun. Ia terus menatap wanita yang berjalan ke arahnya (dengan wajah yang penuh kerinduan dan juga kaget). A Meng pun hanya dapat mengangguk ketika Ibunya berkata “Kau sudah besar, A Meng” dan setelah itu ia kembali diam, tercekat.

Merekapun makan bersama (A Zang dan Ibunya duduk berhadapan dengan A Meng dan Qi Yue). Acara makan itu akan benar-benar penuh keheningan dan sepi jika A Zang tidak mengajak mereka bercanda dengan riang dan ceria. Dan mereka bertiga (yaitu A Zang, A Meng, dan Qi Yue) sama-sama terkesiap bahkan tak dapat berkata apa-apa ketika Ibu A Meng bicara bahwa ia ingin agar A Meng ikut dengannya ke Italia. Ia menjelaskan kalau selama ini ia bukannya tidak mau merawat A Meng, tapi ia dilarang oleh keluarga A Meng untuk merawatnya karena Ia tak akan bisa merawat A Meng dengan ekonomi yang saat itu masih sangat sedikit. Ia hanya di bolehkan membawa A Zang, lagipula A Meng adalah Ahli Waris keluarganya. Tapi A Meng dengan tegas berteriak sambil menggebrak meja. “Itu hanya alasanmu!! Aku tidak akan ikut!!”

Bahkan A Zang pun tak percaya ibunya akan berkata seperti itu. Padahal sudah berkali-kali ia katakana, bahwa A Meng tak mungkin Ikut. Tapi ibunya tetap tak mau menyerah, bahkan ketika akan pulang pun, saat A Meng keluar dari Kamar kecil untuk mencuci muka, Ibunya mencegah dan memintanya mempertimbangkan kembali.

A Meng rasa Ibunya melakukan ini untuk balas dendam karena Ayah dan Neneknya sudah mengambilnya dari ibunya. Tapi ibunya hanya menangis terisak melihat punggung sang anak pergi menjauh. Suaranya terdengar berteriak di sela-sela tangisannya dan ia terus berusaha menjelaskan pada A Meng.

“Tidak A Meng… Ibu tidak bermaksud untuk balas dendam… Ibu bukan mau balas dendam… Aku hanya ingin anakku kembali, aku ingin A Meng kembali padaku!!...” Dan itu dikatakannya berulang-ulang sambil terisak. A Meng yang langsung menggeret Qi Yue dari tempat tersebut (Tidak sengaja ada Qi Yue, karena ia ingin menjemput A Meng dan mereka berpapasan) sebenarnya mendengar isak tangis ibu kandungnya tersebut.

Keluar dari tempat itu, A Meng terus dan terus menggeret tangan Qi Yue dengan kencang , dan saking kencangnya, Qi Yue sampai berkata “A Meng! Aku ada disini! Aku disini!” Qi Yue berusaha menyadarkan.

Tiba-tiba A Meng berhenti di depannya dan langsung menarik Qi Yue ke dalam pelukannya. Tak disangka, Qi Yue akan menyaksikan A Meng yang baru sekali terguncang seperti ini, bahkan ia menangis dalam pelukannya.

“Aku ingin bertemu dengannya… sebenaranya aku ingin menemuinya… aku sangat ingin bertemu dengannya!! Aku sangat ingin bertemu dan melihatnya…”

Setelah itu, beberapa hari pun berlalu, Qi Yue dan A Meng sekarang jarang bicara. Saat itu Qi Yue tahu kalau A Meng sedang memikirkan tentang tawaran ibunya pergi ke Italia. A Meng pasti memikirkan ucapan Ibunya yang memintanya memberi lagi kesempatan agar mereka dapat kembali membangun keluarga.

Tentu saja, Qi Yue juga memikirkan kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi. Bisa saja A Meng memilihnya dan tidak ikut pergi ke Italia. Tapi, A Meng juga pasti ingin merasakan kasih sayang ibunya yang sudah 10 tahun tak dirasakannya, ia pasti sangat ingin berada dekat ibunya, apalagi setelah mendengar penjelasan ibunya bahwa sebenarnya sejak dulu ibunya ingin membawanya pergi.


Tapi Qi Yue takut memikirkan kemungkinan terburuk dari keputusan yang akan di ambil A Meng. Ia tak ingin A Meng pergi meninggalkannya, tapi ia juga tak boleh melarang A Meng memperoleh kebahagiaan yang sejak dulu ingin di dapatkan olehnya.

A Zang prihatin melihat ibunya yang terus di kamar menatap foto dan terus menangis. Terus merenung dan murung. Bahkan tak pernah kembali bekerja. Hal itu membuat A Zang merasa harus menemui A Meng dan membujuknya kembali. Saat bertemu, A Zang menjelaskan keadaan ibunya sekarang. Yang tak bisa berhenti memikirkan A Meng. “Setidaknya, berfikirlah untuk membantu wanita yang perlu dikasihani. Temuilah dia!”


A Meng berfikir cukup lama, tapi akhirnya mereka pun pergi ke rumah A Zang. A Zang menunggu di luar dan membiarkan A Meng masuk ke dalam kamar ibunya. Ia langsung membuka selimut yang menutupi ibunya dan masih memanggilnya “bibi”. Hal ini memancing perdebatan beberapa saat diantara mereka.

“Aku tahu aku adalah ibu paling buruk sedunia. Aku punya dua anak. Yang satu tak bisa kuurus dengan baik, dan yang satunya lagi bahkan tak sudi memanggilku dengan sebutan Ibu!!” Ia mengatakan itu sambil menangis. “Aku ingin kau memberiku kesempatan, A Meng. Ikutlah denganku! Kita bangun keluarga kita kembali.”

Saat itu A Meng masih terdiam, lalu ibunya menambahkan “Aku hidup selama ini, berusaha untuk memperbaiki kehidupan ekonomi keluargaku. Dulu aku berfikir jika dapat memenuhi kebutuhanku dan A Zang, itu sudah cukup. Sekarang, ketika ekonomi keluarga kami membaik, aku ingin aku juga dapat membawamu!! Selama ini, tak pernah aku pikirkan hal lain… cintaku hanya tercurah untuk A Zang… dan kau, A Meng!”

Mereka saling memandang sesaat, raut wajah A Meng pun berubah menjadi lembut mendengar semua isi hati ibunya. “A Meng, boleh aku memelukmu ??”

A Meng terdiam untuk berfikir beberapa saat, tapi ia mengangguk kecil dan tubuhnya langsung di rengkuh oleh sang Ibu. Hanya satu yang ada dalam pikirannya saat itu “Pelukan ibu… ini yang aku impikan sejak dulu.”

Keputusan sudah di ambil oleh A Meng dan ia sudah yakin akan hal tersebut. Hal itu ia beritahukan pada papa A Meng, ibu Qi Yue, dan teman-temannya. Ibu Qi Yue pun mengatakan keputusan A Meng pada Qi Yue. Keputusan yang membuat Qi Yue tak percaya akan hal tersebut. Keputusan yang membuat Qi Yue tak dapat menahan diri untuk berlari dan pergi dari rumah menumpahkan kesedihannya.

Beside Devil and Qi Yue

Qi Yue tak menyangka, kalau akhirnya A Meng lebih memilih ikut dengan ibunya daripada dengannya. Kemungkinan terburuk ini adalah kemungkinan yang tak pernah terpikir olehnya, atau takut jika terpikir olehnya.

A Meng menemuinya, dan Qi Yue mengatakan bahwa ia sudah tahu keputusan A Meng. Tapi ia sangat sedih, karena setelah A Meng pergi ia tak tahu harus berbuat apa dan bagaimana caranya ia melanjutkan hidupnya setelah ini. Ia akan kehilangan A Meng yang selama ini menopang hidupnya, entah bagaimana jika A Meng meninggalkanya. A Meng minta maaf, tapi Qi Yue tak mengharapkan hal tersebut.

“Apakah kau akan kembali??” Tanya Qi Yue saat itu “A Meng. Apakah kau akan kembali kesini??” Qi Yue memastikan.

A Meng terdiam cukup lama, tapi tetap menatap Qi Yue di depannya . “Entahlah. Mungkin setahun, dua tahun, tiga tahun, aku tak dapat memastikannya!”

Bahkan, Qizing sempat menampar A Meng yang dirasa tak punya perasaan terhadap kesedihan Qi Yue saat itu, dan Yuan Yi pun ikut-ikutan mengingatkan A Meng bahwa dulu A Meng yang duluan menyukai Qi Yue, A Menglah yang memaksa Qi Yue juga mencintainya, dan A Meng juga yang membuat Qi Yue masuk ke dalam hidupnya. Tapi sekarang A Meng berfikir untuk meninggalkannya? Yang benar saja!

Namun A Meng tetap tersenyum dan bahkan berkata “Anggap saja aku ini setan yang dapat mengendalikan kehidupanku dan dia.”

Ucapan itu membuat Yuan Yi mau pun Qizing marah, tapi Qi Yue segera menghentikan mereka. Ia berusaha tegar dan tersenyum seperti yang dilakukan A Meng saat itu meskipun ia tetap meneteskan air mata. Ia berkata A Meng memang setan yang telah membuatnya terjerumus dalam kendalinya.

Apalagi ucapan A Meng yang benar-benar membuat Qizing pun ikut menangis, tapi Qi Yue tetap berusaha tersenyum.

“Qi Yue. Kau tidak perlu menungguku. Dulu, kita memang selalu menyelesaikan masalah kita berdua, tapi mulai sekarang kau harus menjadi wanita yang bisa menyelesaikan masalahmu sendiri. Mulai sekarang, kau tak bisa terus-terusan bergantung padaku.”

Qi Yue kembali tersenyum meskipun terlihat sekali kalau ia benar-benar tersentak kaget oleh kata-kata A Meng saat itu. Kata-kata yang tak dapat di percayai olehnya. Dan sampai motor A Meng menjauh meninggalkannya, Qi Yue masih saja berusaha tersenyum

A Meng sendiri, meskipun ia yang mengatakan semua itu, ia tak dapat menahan emosinya untuk meneteskan air mata ketika pergi dari tempat tersebut.

Sejak saat itu, entah A Meng atau Qi Yue, keduanya selalu mencari kesibukan. Mungkin hal ini dilakukan agar keduanya tidak menemukan waktu luang sehingga mereka akan tenggelam dalam pikiran masing-masing.

Kepergiaan A Meng dari Taiwan akan segera tiba. Tapi setidaknya, sebelum pergi A Meng dapat menghadiri upacara pernikahan Ayahnya dan ibu Qi Yue. Itu artinya, ia akan pergi seminggu lagi. Dan ia akan mengadakan acara perpisahan dengan teman-temannya, tentu saja Qi Yue tak dapat ikut malam itu.

Jika A Meng dan teman-temannya pergi ke kafe untuk melakukan acara perpisahan dengan berbagai perasaan sedih tapi tetap berusaha agar mereka tetap senang, maka Qi Yue dan Qizing juga Yuan Yi pergi minum. Qi Yue yang terus tersenyum saat itu benar-benar membuat Qizing sendiri tak tahan melihatnya, ia tak tega melihat Qi Yue yang terus bersikap seolah-olah baik-baik saja. Qizing pergi dari meja mereka setelah meneguk satu gelas bir penuh dan di kejar oleh Yuan Yi. Ia ikut menangis dan sangat sedih. Tentu saja itu karena ia menyayangi Qi Yue.

Qi Yue sendiri akhirnya tak dapat menahan perasaannya dan menangis tersedu-sedu di meja tersebut, menghabiskan satu gelas bir penuh dan pergi dari sana tanpa sepengetahuan Qizing maupun Yuan Yi. Mengetahui hal itu, mereka langsung mencari dimana Qi Yue. Tepat saat mereka sedang mencari, mereka berpapasan dengan A Meng yang saat itu sedang berjalan pulang. Mengetahui kalau Qi Yue menghilang dan baru saja minum, A Meng langsung berlari mencarinya.

Ia menemukan Qi Yue sedang duduk dengan murung, dan dihampirinya gadis itu.

“Ayo, kuantar kau pulang!” A Meng meraih tangan Qi Yue untuk diajaknya pulang, tapi Qi Yue langsung menepisnya.

“Kau tidak perlu mengantarku!!” balas Qi Yue dingin

“Ha ? Mana mungkin aku membiarkanmu yang sedang mabuk pulang sendirian? Sudahlah! Aku akan mengantarmu!”

Saking kesalnya, Qi Yue memukulkan tasnya pada A Meng sambil memaki “Kau tidak perlu mengantarku!! Kau sendiri yang mengatakan bahwa mulai saat ini aku harus menjalankan kehidupanku sendiri! Kau tak perlu memperdulikanku lagi!”

Mendengar hal itu dan melihat Qi Yue yang menjauh, A Meng langsung berkata “Ah! Kau benar. Daripada begini, bagaimana kalau kita putus saja!”

Mendengar hal tersebut, Qi Yue, Qizing, dan Yuan Yi yang juga baru datang di buatnya tercengang. Qi Yue benar-benar dan langsung melemparkan tasnya ke arah A Meng sambil berlalu dan berteriak “Apa yang kaupikirkan?? Kau benar-benar tak tahu perasaanku!! Kau ini menyebalkan sekali!!”

“A Meng?? Kau sudah keterlaluan!!” Qizing juga sudah tak tahan untuk memaki A Meng.

Nada suara A Meng ikut meninggi “Kalau tidak begini, ia tak akan mengatakan isi hatinya yang sebenarnya!!” Dan A Meng langsung mengejar Qi Yue sambil membawa tasnya berlari.

Qi Yue yang sedang galau kini sedang duduk di sebuah ayunan di taman. Wajahnya murung dan matanya sudah berlinang. Dan saat itu, A Meng datang dan berjongkok di depan Qi Yue sambil memberikan tas yang dibawanya pada Qi Yue.

“Kau pukul aku dengan tas ini kalau kau ingin kita tetap berhubungan!”

“Apa maksud perkataanmu ?? Kau ini membuatku semakin bingung!!” Qi Yue mendesah kesal.

“Awalnya aku tak yakin, tapi melihat sikapmu itu, aku yakin dan aku sudah tahu apa jawabanmu!”

“Tapi kau sendiri belum menjawabku!”

A Meng menatap Qi Yue “Bagaimana aku harus menjawabnya?”

Qi Yue langsung memukulkan tasnya dengan keras kepada A Meng dan beranjak dari duduknya. Kali ini ia benar-benar marah “Aku benar-benar tak mengerti apa maksudmu!! Kau membuatku bingung!! Kau seenaknya bilang akan selalu bersamaku! Kau juga dengan mudah mengatakan bahwa kita putus! Lalu bagaimana jika kau pergi ?? Apakah kau tak peduli ?? Bagaimana jika ada yang menyukaiku ?? Bagaimana jika ada seseorang yang terus mengejarku ?? Aku harus bagaimana???” Qi Yue berhenti dan melihat A Meng di depannya. Ia masih kesal dan marik tasnya. “Ah! Sudahlah! Kau tak mengerti!”

Ia beranjak dan langsung berjalan cepat dari tempat itu, tapi langkahnya langsung terhenti ketika ia mendengar suara A Meng berteriak dan mengatakan sesuatu di belakangnya.

“Qi Yue!! Jika ada seseorang yang mengejarmu dan menyukaimu, sudah kuputuskan aku akan tetap mencintaimu!!”

Saat itu Qi Yue berbalik dan keadaan berubah “Sudah kuputuskan, sampai kapanpun kau adalah wanita yang akan selalu kucintai…”

Mata Qi Yue berlinang mendengar hal tersebut, dan ia langsung berlari memeluk A Meng yang berdiri di depannya. Dalam hati, ia berkata. Inilah jawabannya.

Qi Yue tersenyum “Dengan begini, aku tak akan takut untuk melanjutkan hidupku!!”

Dan akhirnya, mereka pun menemukan atas jawaban dari keresahan mereka masing-masing. Qi Yue pun sudah tak sedih lagi jika A Meng harus pergi darinya, karena ia yakin ia akan bisa menjalaninya.

Hari keberangkatan telah tiba, setelah Pernikahan Ibu Qi Yue dan ayah A Meng berlangsung, ibu A Meng datang dan meminta izin pada keluarganya untuk membawa A Meng pergi. Akhirnya, Qi Yue pun dapat melepaskan kepergian A Meng dan ia sudah memutuskan untuk terus menunggunya….

Lalu, endingnya di buat satu tahun kemudian pada malam natal. Qi Yue benar-benar tegar karena ia masih bertahan menunggu A Meng pulang. Tapi akhirnya harapannya terkabut.

Cerita pertemuannya dengan A Meng kembali di buat seperti adegan penculikan yang di lakukan oleh teman-teman A Meng. Matanya di tutup dan digiring ke suatu tempat. Saat itu Qi Yue melihat pohon natal yang di buat menggunakan api-api. Lalu hpnya berdering, dan ia mendengar suara A Meng dari seberang. Ketika berbalik, A Meng sudah berdiri di belakangnya sambil berkata “Aku sudah kembali!!”

Waaa… lalu antara Qizing dan Yuan Yi sendiri juga ada! Yuan Yi menerima tantangan ayah Qizing untuk kuat-kuatan minum bir paling lama. Tapi itu benar-benar buruk, karena untuk memperebutkan Qizing, mereka sampai 3 hari 3 malam terus minum bir.

Lalu teman-teman A Meng, di beri imbalan sebuah CD. Katanya itu adalah VCD wanita-wanita telanjang yang sangat menggiurkan, tapi ternyata mereka hanya di bohongi. Di dalam VCD itu adalah Video-video pasangan A Meng dan Qi Yue juga pasangan Yuan Yi dan Qizing. Hahaha. Kadang mereka juga bertukar pasangan.

Oh iya. Akhirnya Qi Yue dan A Meng punya adik lho ! Adik dari ibu Qi Yue dan ayah A Meng. Lucu banget !!

END

Tapi tetap saja, menurutku sebagai penonton masih merasa ada yang kurang. Ceritanya terlalu dilebihkan pada saat-saat sedihnya. Sialnya aku saja sampai menangis ketika Qi Yue dan A Meng sedang galau gara-gara kepergian A Meng. Apalagi kata-kata pedas dan menyakitkan dari A Meng yang diucapkan dengan luar biasa tenang. Jadi kasian sama Qi Yue saat itu (T_T)

Haaahh… (menghela nafas) meskipun happy ending, tapi gantung!! Ceritanya kurang memuaskan karena adegannya Cuma waktu Qi Yue bertemu dengan A Meng sambil memegang telpon. Cuma itu, dan tak ada lagi kelanjutannya.

Oia. Sebenarnya waktu habis pernikahan orang tua mereka, ketika A Meng sudah mau pergi, ia memeluk Qi Yue dan mengatakan sesuatu. Sayang aku lupa si A Meng ngomong apa!! Jadi nggak aku tulis deh !! hehe (>_<) Tapi seenggaknya, apapun itu, drama ini udah tamat (benar-benar aku tahu kurang memuaskan di endingnya). Aaahh!! Sampai saat ini aku masih sebel! Kenapa sih bagian sedihnya sama senengnya nggak dibuat seimbang?? Harusnya habis nangis saking kasiannya si Qi Yue, kita juga dibuat tersenyum lebar dong karena mereka akhirnya bahagia (‘T_T’)


Salam, ADLN_haezh

Komentar