‘Tetangga Masa Gitu’, Tayangan Komedi yang Lengkap



Sebuah program acara situasi komedi berjudul ‘Tetangga Masa Gitu’ sudah memasuki tahun ke-3 dalam penayangan, tepatnya musim ketiga. Meskipun sudah mencapai lebih dari 300 episode, sitkom ini masih memperoleh perhatian audience-nya dan terutama masih menjadi program unggulan dari program-program hiburan Net TV.Durasi dalam setiap episode adalah sekitar 30 menit, tetapi dalam 30 menit ini sutradara berhasil meramu keseluruhan adegan menjadi keseharian yang menyenangkan dari kedua pasangan. Di awal episode, selalu berpusat pada masalah di satu pasangan dengan diberikan pada visual angka umur pernikahan contohnya pada pernikahan bastian dituliskan 345 hari atau 285 hari, dst. Sedangkan untuk perbandingan, pasangan Adi justru dituliskan pada visual umur pernikahan keduanya sudah mencapai ribuat contohnya 2876 hari 2119 hari, dst.


Cerita yang diangkat sebanarnya cukup sederhana, hanya berkisah tentang dua keluarga yang bertetangga dan masalah-masalah yang sering timbul di antara kedua keluarga tersebut.  Keluarga Adi adalah pasangan suami istri yang umur pernikahannya sudah sangat lama, merupakan senior dari tetangga sebelah mereka, keluarga Bastian adalah pasangan suami-istri yang masih mudah di umur pernikahan mereka. Kedua keluarga ini memiliki konflik yang berbeda-beda, yang satu terkesan memiliki kehidupan yang sudah tidak terlalu terlihat kadar kasih sayangnya karena sudah terlalu lama bersama dan terbiasa, sedangkan yang satu lagi masih saling kasmaran sebagai pasangan muda dan masih suka memperlihatkan sikap keduanya saling mencintai. Hal tersebut membuat perbedaan dalam konflik-konflik yang disajikan dalam program acara ini.

Pasangan pertama adalah pasangan Adi dan Angle. Adi adalah seorang pelukis yang cukup malas perihal pekerjaan rumah meskipun sehari-harinya ia bekerja di rumah, sedangkan istrinya Angle adalah wanita karir yang cukup keras dalam bersikap. Meskipun secara fisik Adi memiliki tubuh yang besar, kumis dan janggut, tetapi sehari-harinya ia tetap kalah debat dengan Angle yang meskipun cantik, tinggi, dan langsing, tetapi ia bisa mengatakan hal-hal yang cukup kejam sehingga dalam perdebatan sehari-harinya dengan Adi, Angle biasanya meraih juara. Selain itu, dalam segi kemampuan berfikir, Angle jauh lebih pintar dari Adi karena bisa dilihat bahwa Adi adalah seorang seniman dimana ia terbiasa untuk mempergunakan otak kanannya, perasaan Adi lebih sering bermain daripada logikanya, berbalik dengan karakter Angle yang lebih menggunakan logika daripada perasaan. Kelucuan dari keluarga ini saja bisa dibentuk dari kedua karakter dan sifat pasangan yang tidak pada umumnya. Biasanya wanita lebih menggunakan hatinya daripada logika, tetapi semuanya nyaris terbalik di antara pasangan ini.

Pasangan kedua adalah pasangan Bastian dan Bintang. Umur sekitar pertengahan dua puluhan, keduanya memiliki karakter yang lebih modern. Bintang terutama, adalah seorang wanita mudah yang manis dengan rambut pendek, sering bicara dengan percampuran bahasa Indonesia dan bahasa Inggris, lembut, dan pengertian. Bintang adalah jenis wanita yang pasti disukai kebanyakan pria sehingga Bastian cukup beruntung karena bisa mendapatkan Bintang. Tetapi bukan berarti Bintang tidak beruntung. Dari segi fisik, Bastian tidak kalah menarik, tinggi, berisi, cukup tampan, muda, dan perhatian, jelas sebagai sebuah kriteria  favorit Bastian tetap masuk ke dalam pilihan. Keduanya memiliki kemiripan dari segi sifat, berbeda dengan pasangan Adi. Konflik yang diolah pada pasangan ini tentu menjadi lebih sulit karena banyaknya kesamaan di antara keduanya. Bahkan dalam hal karirpun keduanya memiliki prestasi yang memuaskan, meskipun pada episode-episode sebelumnya hanya Bastian yang bekerja, sekarang Bintang juga akhirnya ikut bekerja. Hanya saja kemiripan diantara keduanya memang terlihat sekilas saja. Justru karena diceritakan disini bahwa kedua pasangan ini adalah pasangan pengantin muda sehingga keseharian mereka berikutnya justru mulai memperlihatkan perbedaan di antara keduanya. Seperti halnya bahwa Bintang ternyata memiliki pemikiran yang jauh lebih cerdas dari Bastian, atau kenyataan bahwa masakan Bintang tidak pernah enak, dan hal-hal lainnya yang terungkap dari keseharian pasangan ini. Perbedaan yang muncul secara pelan-pelan itulah yang menjadi konflik utama dalam keluarga ini.

Meskipun tidak meletakkan konflik besar dalam satu season dikarenakan jenis ceritanya sendiri yang serial, tetapi setiap episode selalu menghasilkan jenis konflik bervariasi. Konflik yang dihadirkan sendiri bukan jenis konflik yang berat dan komplek, justru terkesan sangat ringan dan memang mungkin untuk terjadi di kehidupan nyata. Dengan konflik-konflik yang dihadirkan, setiap episode juga memberikan pesan yang ditujukan untuk pasangan-pasangan di luar sana, dimana sitkom ini sendiri mencoba mengajarkan bahwa kehidupan pernikahan bisa menjadi sebuah kebiasaan, hal yang menyenangkan, atau bahkan menyusahkan, tetapi pada akhirnya semua masalah akan tetap diselesaikan oleh pasangan itu sendiri. Di dalam sitkom Tetangga Masa Gitu, justru kebalikan sifat dari kedua pasangan inilah yang biasanya memicu konflik utama di setiap episode.

Karakter-karakter dari acara ini sejak episode pertama hingga saat ini tidak mengalami perubahan entah dari segi pemainnya ataupun sifat dasar setiap karakternya. Kalaupun ada tambahan tokoh, mereka hanya sebagai pemain pendukung yang ikut meramaikan acara tersebut.Chelsea Islan, Deva Mahendra, Dwi Sasono, Spohia Latjuba mampu mengikuti perkembangan karakter yang diletakkan pada setiap tokoh. Semuanya terlihat sangat mampu menguasai perannya masing-masing dan kekonsistenan dari sifat-sifat dasar dari setiap tokoh. Adi tidak pernah lupa untuk memperlihatkan kesan lemah yang berbalikan dengan fisiknya sehingga disaat ia berusaha untuk terlihat tegas, justru menjadi mengundang tawa karena kemudian penonton tahu bahwa sifat Adi yang sebenarnya tidak demikian. Angle tidak pernah lupa untuk memperlihatkan ekspresi tegasnya sehingga ketika ia memperlihatkan wajahnya yang tidak berdaya sebagai seorang perempuan penonton justru jadi mengerti kalau itu adalah trik Angle. Begitu pula dengan Bastian dan Bintang yang tidak pernah lupa mempertontonkan sikap kasmaran mereka dengan kata-kata sok imut dan manja yang terkadang terdengar menggelikan.

Secara setting tempat, jika dilihat dari 3 season tempat utama selalu hanya terjadi di dua tempat yaitu rumah pasangan Adi dan pasangan Bastian. Masalah-masalah yang terjadi sekalipun hanya berkisar di kedua rumah itu sendiri. Menariknya, kekuatan konflik membuat tempat yang terbatas tersebut menjadi cukup sebagai setting, tidak membutuhkan terlalu banyak setting karena masalah yang diangkat memang cukup untuk di selesaikan di dalam rumah tersebut saja. Secara visual, penataan artistik dari kedua rumah memberikan nuansa khas kedua pasangan. Rumah pasangan adi lebih terlihat elegan, minimalis, dengan warna-warna yang netral, tetapi tidak menghilangkan keindahan dari rumah itu sendiri. Properti yang biasanya digunakan dalam satu cerita memang biasanya tidaklah banyak. Tetapi properti utama yang digunakan sebagai furniture rumah disediakan lengkap sesuai isi rumah pada umumnya, mulai pada ruang tamu, perlengkapan dapur, perlengkapan kamar, hingga perlengkapan ruang makan, kebutuhannya disesuaikan dengan kebutuhan rumah meskipun dalam satu episode tidak semuanya digunakan.Tidak lupa pula perlengkapan Adi sebagai seorang pelukis juga selalu ditunjukkan sehingga penonton tidak melupakan pekerjaan dari Adi itu sendiri.Berbeda dengan rumah pasangan Adi, rumah pasangan Bastian memiliki unsur warna yang cukup beragam, sehingga rumah tersebut memberikan kesan manis. Tatanan rumahnya juga memiliki komposisi yang seimbang, mulai dari tatanan rak buku, kursi meja, hingga peletakan furniture pada tempat-tempat lainnya. Warna-warna yang menarik, cerah, dan komposisi yang rapih membuat mata betah dengan nuansa yang dihadirkan rumah tersebut. Penggunaan furniture juga mendukung kepribadian dari kedua keluarga. Furniture dan gaya yang digunakan oleh pasangan Adi lebih terkesan minimalis, tidak terlalu banyak barang yang tidak dibutuhkan, memperlihatkan bahwa pasangan ini sudah mengamalami kehidupan kasmaran di masa-masa lampau dan saat ini sudah terbiasa dengan kehidupan mereka sehingga tidak menuntut terlalu banyak.Sedangkan furniture yang digunakan oleh pasangan Bastian memberikan kesan semangat yang memang pada kenyataannya masih dimiliki pasangan baru ini. Tatanannya memperlihatkan betapa besar niat yang dikerahkan pemiliknya untuk mendekorasi rumah tersebut sehingga menjadi rumah yang nyaman untuk ditinggali.

Pergerakan kamera memang tidak terlalu banyak dieksplor, tetapi untuk menunjukkan apa yang memang ingin diinformasikan kepada penonton menjadi tetap efektif. Jika ada yang menarik dari pengambilan gambar, itu adalah komposisi yang digunakan dalam setiap adegan selalu membuat fokus penonton tidak kemana-mana, sehingga disesuaikan juga dengan kebutuhan mata. Untuk pencahayaannya, lebih banyak terlihat merata. Penggunaan cahaya highkey ini sesuai dengan keadaan rumah pada umumnya, yaitu fokus pada semua bagian, dan penggunaan cahaya yang menyebar keseluruh bagian layaknya penggunaan lampu pada umumnya.

Hampir semua adegan pada sitkom ini diceritakan melalui dialog para tokohnya, selain dari semiotika dari gerak tubuh atau benda-benda yang ditampilkan. Dialog digunakan sebagai penggerak utama cerita, dipadukan dengan karakter pada masing-masing tokoh sehingga konflik yang dimainkan menjadi tidak membosankan. Jarang ada musik yang melatar belakangi adegan, sedangkan sound effect digunakan untuk memperkuat unsur dramatik pada cerita. Lagu Souful – Semua Indah, dan lagu Penutup So Falling In Love yang dinyanyikan Maya Septha dan Souful Corp menjadi andalan lagu yang paling melekat dan sangat cocok dengan kebutuhan acara ini, bahwa semua tetap Indah selama saling mencintai menjadi pengingat akan premis utama sitkom ini. Pada akhirnya, keseluruhan kisah asmara hasil garapan Arche Hekagery dan Ade Siti Rahma yang tetap ditekankan sebagai romansa dalam cerita Tetangga Masa GItu pada setiap episode, tidak mengganggu nuansa yang ditimbulkan konflik pada ceritanya. Dengan kehadiran visual yang sangat dipertimbangkan, karakter unik, dan penjabaran alur yang mudah diikuti, sitkom ini tidak pernah luput untuk tetap menghadirkan unsur humor dan kegemasan terhadap karakternya, terutama jika terjadi perseteruan pada kedua tetangga. Ditayangkan pada jam-jam istirahat, jelas program ini menjadi layak untuk dipertimbangkan sebagai bahan hiburan ditengah kepenatan keseharian bekerja karena kelucuan-kelucuan yang selalu bisa membuat kita tertawa, sekaligus berkualitas dalam segi penceritaan. Untuk kedepannya, jika ada yang perlu ditambahkan, itu adalah eksplorasi setting tempat. Memang pada saat ini, penggunaan dua rumah sebagai setting utama sudah dianggap cukup, tetapi tidak menutup kemungkinan hal tersebut akan membuat penonton bosan.Mungkin akan menarik jika sekali-sekali para pemain diajak keluar rumah, bersama-sama di komplek rumah mereka sehingga suasana ‘tetangga’ pada judul akan lebih terasa.



Salam, ADLN_haezh

Komentar