Review Film Horror : Lights Out (2013)


Film horror lagi!
Fyuh~ lagi suka sih, dan kebetulan memang sedang menghabiskan waktu untuk menonton film horror yang sedang direkomendasikan (masa pelarian diri dari ngerjain skripsi). Sejauh ini sih... film-filmnya menyajikan hal yang beda-beda. Kebetulan juga, sejauh ini mereka menampilkan ciri khas dari pembuat filmnya masing-masing.

Oke, mari dimulai saja.

Jadi, film ini merupakan film dari David Sandberg. Mmm... aku nggak tau deh, tapi mungkin lagi-lagi ini film horror dia yang pertama kali aku tonton. Bukannya aku pernah nonton film yang lainnya juga sih.. Pokoknya, dia ini adalah sutradaranya Annabelle. Aku belum nonton Annabelle... juga, tapi aku nonton film pendeknya dia di Youtube, dan buat aku,,,, film-film pendek dia idenya masuk semua. Cuma bentar, tapi horrornya kerasa. Agak mikir juga, tapi... yah keren deh.

Sebenarnya cerita yang diusung film ini lagi-lagi merupakan masalah yang biasa untuk sebuah film horror, yaitu balas dendam, hantu gentayangan, you name it. Walaupun hingga sekarang masih agak nggak masuk logikaku sih, kok, hantu ada yang bisa bunuh orang. Agak nggak logis bagiku, dan suka kesel sama cerita-cerita horror yang setannya bunuh manusia. Kemudian, juga aku agak nggak bisa benar-benar masuk sama cerita horror yang setannya itu gentayangan. Soalnya bagiku sendiri, hantu dari manusia mati itu nggak ada. Malah, yang ada setan menjelma menjadi manusia yang sudah mati untuk mengganggu kehidupan manusia di dunia.

Jadi, waktu nonton film ini aku masih suka kesel, kenapa nih setan bisa pake ngancem-ngancem, trus juga kenapa keberadaannya di dunia ini terikat sama satu manusia, istilahnya kalo nih manusia satu mati baru dia juga hilang. That's, so no make sense.

But, whatever. Kucoba menikmati film ini dan mengusir hal-hal yang bagiku secara pribadi kurang masuk akal. Aku menikmatinya, karena ketika aku menonton film horror memang tujuannya biar aku ketakutan dan teriak-teriak sama setannya. Film ini berhasil membuatku mengalami dua hal itu. Aku ketakutan, aku teriak-teriak. Jadi, tujuan utamaku menonton film horror ini tercapai.


Yang kedua, adalah cerita. Aku selalu tahu bahwa cerita horror biasanya dibangun dengan sebuah kausalitas cerita yang seharusnya membuat cerita itu menjadi lebih mudah dipahami, dimaklumi, dan diterima oleh akal. Film ini menghadirkan hal tersebut, meskipun masih ada pertanyaan yang menggantung. Well, setidaknya masih bisa diterima. Alasan kenapa hantunya hanya bisa muncul ketika mati lampu. Yang masih agak bikin pertanyaan adalah bagaimana cerita atau latar belakang Diana ini itu masih agak belum jelas. Kenapa dia mengincar keluarga ini, ada. Kenapa dia attach banget sama Sophie, ada. Kenapa dia tidak suka disingkirkan, ada. Oh ya, keberadaan ayah Becca juga tidak dijelaskan, padahal dia yang menyelidiki kasus Diana, seperti kenapa dia kemudian tidak kembali lagi ke rumah juga masih pertanyaan. Hanya dibahas sekilas saja sih. Mungkin yang paling jelas adalah alasan kenapa hantu tersebut muncul. Itu sih... dan akhirnya, film ini diakhiri dengan cukup menyedihkan agak tragis. Walaupun sebenarnya masih menjadi perdebatan kenapa pengusiran itu harus dilakukan dengan cara seperti 'itu'.


Lokasi rumah yang digunakan di film ini khas film horror barat. Dengan lorong yang banyak, rumah besar tapi hanya dihuni sedikit sekali orang. Cahaya remang-remang bahkan di siang hari, benar-benar menyiratkan rumah yang angker, bahkan furnitur di film ini sendiri juga terkesan memiliki 'penghuni'.

Film ini tetap dengan khas film horror lainnya, yaitu sound effect yang mendukung jump scare  di film ini. Juga scoring horror yang membuat mood di film ini semakin mencekam.


Ohya, entah kenapa aku suka sama 3 tokoh utama di film ini, yang jadi Rebecca, Bret, dan Martin. Becca sama pacarnya (yang nggak mau dia bilang pacar) bikin terharu, soalnya cowoknya ini walaupun dia udah sering ditolak secara halus tetep aja setia. Martin dan Becca juga kedekatannya cukup mengharukan. Suka sekali dengan hubungan mereka. Meskipun ini film horror, ada beberapa bagian yang mengingatkan aku pada novel-novel yang sering kubaca.

Salam, Adlina Haezah

Komentar