Menemukan Tempat Jualan yang Tepat (Tokopedia, Bukalapak, Olx, Instagram)

Hari ini mau share sedikiiit tentang pengalamanku menjual barang di marketplace yaa. Tempat jual beli online. Sampai saat ini sih marketplace yang sering aku pakai untuk jualan adalah tokopedia dan bukalapak, tapi selain itu aku juga memakai forum seperti kaskus, facebook, olx, dan instagram. Tapiii berhubung yang aku share ini agak menyinggung tentang perbandingan, jadi aku akan menggunakan tempat-tempat yang jualanku terjual aja ya.

Sejauh ini sih tempat yang sering berguna untuk melakukan jual beli online antara lain tokopedia, bukalapak, instagram, dan olx. Sedangkan di facebook, sama kaskus nggak tau akunya emang nggak pandai beragan ria atau bingung berurusan dengna jual beli di facebook, jadinya aku posting barang cuma sekali dua kali dan itu nggak laku-laki wkwkwkwk. Oke deh guys, jadi ini aku sebutkan beberapa marketplace yang menurutku paling cocok untuk pemula.


1. TOKOPEDIA



Yups. siapa sih yang nggak kenal sama tokopedia? marketplace ini sudah sejak lama di gembor-gemborkan melalui iklan di televisi, dengan musik khasnya to-ko-pe-dia. Kemudian dia juga sering muncul di internet. Dari situ saja, kita bisa lihat betapa perusahaan ini begitu serius untuk memberikan tempat jual beli untuk masyarakat Indonesia.


Sedikit pengalaman, dulu waktu iklannya muncul pun saya bergelut cukup lama untuk percaya karena masih baru. Pandangan saya terhadap toko online pada saat itu tidak berbeda dengan bagaimana saya memandang toko online lain yang sering membuat pelanggannya kecewa karena banyak ketipuan. 


Kenapa kemudian saya percaya dengan tokopedia? Entah darimana sumbernya, saya kemudian kenal dengan sistem tokopedia beranama rekber: rekening bersama. Rekening bersama ini bisa dibilang merupakan jembatan untuk pembeli dan penjual agar semua transaksi berlangsung aman dan terus terawasi sehingga diharapkan mengecilkan tingkap penipuan. Cara kerja rekber (rekening bersama) adalah, pembeli membeli barang ke salah satu toko --> membayar uang ke tokopedia --> tokopedia keep uang pembeli --> tokopedia meneruskan pembelian ke penjual untuk diproses --> penjual melakuakn proses sesuai tenggat waktu --> barang sampai ke pembeli --> pembeli memberikan ulasan --> uang ditokopedia dicairkan ke penjual.

Jadi jelas kan kenapa aman? Tokopedia akan terus menyimpan uang sampai penjualan selesai dengan sukses baru deh si penjual menerima hasil kerja kerasnya. 

Sangat mudah menggunakan tokopedia untuk meningkatkan kepercayaan pembeli, terutama jika reputasi toko kita bagus. Memang agak berat sih di awal karena kita harus bisa bagaimana caranya agar barang kita ada yang beli dan mendapat ulasan, karena baru dengan begitu orang lain mau membeli di toko kita, tetapi semakin kita sering menjual dan sukses, pasti semakin orang percaya. Saya juga kalau beli di tokopedia pasti tidak lupa cek reputasi si penjual dong.

Oya, ada lagi fitur yang bernama 'komplain' yang mana itu bisa digunakan jika si pembeli merasa tidak puas dengan barang yang dikirimkan, jadi uang tidak jadi cair, tetapi antara penjual dan pembeli harus jujur ya agar tidak sama-sama saling merugikan satu sama yang lain. Karena tidak jarang ada pembeli yang bikin jengkel, pun penjual yang bikin jengkel.

Peringkat saat ini: #313 di seluruh dunia (via statshow), status pamor sedang naik 25%, dengan 2juta lebih pengunjung setiap hari.

2. BUKALAPAK


Nah, bukalapak ini bisa dibilang mirip dengan tokopedia. Mungkin malah lebih dulu, kurang tau juga, dia juga iklan lewat televisi ada, lewat internet ada.

Sistem di dalamnya juga gak jauh beda. Ada rekber, ada juga ulasan (hanya sedikit beda di proses pemberian reputasi), ada komplain juga, dan yaaah... sebenernya nggak jauh beda sih selain tampilannya.

Sama-sama aman kayak tokopedia, yang berbeda lebih kepada navigasi, profil barang-nya, face dari tahapannya sendiri, dan tampilan kedua marketplace. Tidak bisa dibilang sama juga, karena keduanya memiliki penggemar sendiri-sendiri.

Saya juga menggunakan bukalapak untuk berjualan, meskipun tidak saya gunakan untuk pembelian pribadi. Mungkin karena saya sudah terlanjur nyaman di tokopedia, sehingga bukalapak kemudian saya jadikan opsi kedua. Nah, tapiii sampai saat ini ternyata saya lebih cepat berjualan barang elektronik di bukalapak lho! orang langsung atc aja gitu gak tau deh. Sedangkan di tokopedia orang selalu sibuk diskusi dulu,

Ada yang membuat bukalapak menurut saya lebih unggul. Di setiap produk yang kita pasang selalu ada jumlah peminat dan stok barang yang akan berkurang otomatis setiap ada pembelian jadi kita nggak usah sibuk menghitung (eh tapi sekarang ini tokopedia juga udah ada fitur stok sih). Saya juga tidak tahu apa maksudnya, tetapi itu cukup membuat saya percaya bahwa produk yang saya jual ini ternyata hampir/mau dibeli orang.

Masih banyak perbedaan dan persamaan lainnya, langsung aja gan cuss ke lokasi hehe

Peringkat saat ini: #350 dari seluruh dunia (via statshow), pamor sedang naik 11% dengan pengunjung sekitar 1,9jt per hari

3. OLX


Nah, kalo olx ini juga tempat jual beli, tetapi olx mementingkan kepercayaan antara penjual dengan pembeli melalui caranya agar kedua pihak bisa ketemu langsung (COD-an). Itu juga mengurangi tingkat kecurangan karena pihak yang mau membeli atau menjual akan langsung bisa cek barang. Karena ini lebih kepada situs iklan, sehingga jangan berharap ada tombol 'beli' dan rekber. Olx menggunakan cara yang sama sekali berbeda dengan marketplace yang sudah saya sebutkan tetapi tetap saja memiliki penggemar, terutama untuk orang-orang yang tidak percaya foto dan lebih percaya kalo ketemu langsung. Nah, resikonya, kedua pihak haruslah tinggal di kota yang sama karena memudahkan mereka untuk bertemu langsung. Meskipun begitu jangan bingung, sekarang orang yang jualan online tanpa toko offline dimana-mana ada kok :)

Pengalaman saya menjual di olx ini sendiri lebih cepat untuk penjualan barang elektronik seperti gadget, handphone, dan aksesoris perangkat elektronik. Karena memang tidak bisa di cek kalo cuma foto, terlebih lagi kalo barangnya bekas, lebih afdol kalo ketemu langsung sih ya jadi bisa tau sungguhan mana minusnya (kalo ada sih).

Peringkat: #1.175 dari seluruh dunia (via statshow), pamor sedang naik 3%, pengunjung sekitar 560rb per hari


4. INSTAGRAM

Instagram bisa dibilang lebih kepada gaya anak muda ya. Kalo olx biasanya peminatnya dewasa ke atas, soalnya sampe sekarang belum pernah ketemu pembeli yang masih anak sekolah hehe (saya lho ya). Nah kalo penjualan di instagram ini mungkin memang masih terhitung baru. Tidak semua produk lantas cepat laku, karena ada beberapa cara agar instagram ini produknya bisa dilihat banyak orang.

Sama seperti penjualan di facebook atau twitter, di instagram juga ada jasa untuk menambah follower, menambah likes, semacam itu. Tapi kalo yang otomatis gitu tetep dipikirin mateng-mateng ya daripada nanti kena blokir dari instagram.

Tapi ada juga cara lain seperti melakukan endorse, paid promote ke tempat jualan yang lebih terkenal, melakukan SFS, dan yang paling penting adalah update terus barang jualanmu karena orang biasanya kalo di instagram mencari melalui hestek dan postingan lama biasanya akan terus tenggelam oleh yang baru-baru.

Oya, kalo di instagram cara membuat orang percaya adalah dengan memberikan postingan testimoni pembeli. Ini agak sulit, sama seperti bukalapak atau tokopedia karena pada pemula mereka harus ekstra kerja keras agar barang dagangannya dibeli sehingga mendapat testimoni yang jujur. Nah, cara itu sama seperti kita mengumpulkan poin reputasi, reputasi kita juga bisa terlihat dari testimoni atau bukti adanya pembeli. Cuma jangan suka nyuri testimoni orang ya, soalnya kalo nggak jujur nanti dijauhkan dari rejeki lho.

Peringkat: #21 (via statshow), nggak usah kali ya visitornya bayangin sendiri aja hahaha

Nah, untuk sementara baru empat itu dulu ya yang berfungsi baik untukku. Ada lagi shopee, mau coba sih tapi belum sempat. Sebenarnya sih jauh lebih bagus kita fokus di salah satunya aja tapi kontennya berkualitas, menarik, dan membuat orang betah di lapak kamu.

So, semangat terus ya guys jualannya ^___^

Salam, Adlina Haezah

Komentar