Kenangan Baru di Bulan April

hari kamis, jumat, sabtu, minggu

Masih belum bisa ngomong banyak.. yah mungkin nanti  habis sidang aku balik lagi.
Cuma mau ngasih tau aja, kalau aku udah seminar #akhirnyaaaa

Walaupun nggak sesuai ekspektasi dan banyak kekurangan, tapi kamis sore kemarin tiba, lalu jumat, sabtu, minggu, dan sekarang udah senin aja deh.. Lewat begitu saja memang, dari H-1 yang bikin aku gugup, hingga hari H dengan persiapan dari pagi, lalu sampai sebelum acara dan masih nggak tau bagaimana cara menghadapi banyak orang dan presentasi.

Lalu menjelang jam setengah satu, satu per satu dosen tiba, pembicara tiba, dan ruangan semakin ramai.

menunggu audience

Karena berharap hari itu segera selesai dan memikirkannya hanya sebagai sebuah mimpi, maka itulah yang terjadi. Sekarang hari itu adalah sebuah kenangan. Aku nggak bisa mendeskripsikan perasaanku hari itu. Apakah senang, sedih, apakah lega, atau masih beban. Mungkin karena belum sidang dan sepenuhnya lepas saja jadi masih merasa belum sepenuhnya senang. Jadi aku juga belum mampu posting apapun di Instagram.

aku yang akhirnya jadi pemateri

Aku yang januari kemarin cuma mlongo liatin temen-temenku pada seminar dan berharap bisa jadi satu di antaranya, dan memang nggak bisa begitu karena aku juga belum siap. Lalu kemarin waktu aku juga merasa masih belum siap tapi tetap berusaha mempersiapkan segalanya dan lucunya, memang usaha itu tidak menghianati hasil. Karena aku berusaha walaupun berfikir nggak mungkin, justru yang terjadi adalah apa yang setimpal dengan usahaku. Karena aku berusaha untuk mempersiapkan segalanya, maka hasilnya adalah usahaku itu akhirnya digunakan juga.

finally foto beginian

Aku merasa terlalu cepat, masih punya banyak waktu, tapi disisi lain juga ingin segera jadi segala macam belenggu tentang kuliah, ingin bebas dan melanjutkan tujuan baru.

finally foto beginian jugak setelah 5 tahun cuma bisa ngeliatin dari bangku penonton

Dan kemarin kamis aku nggak bisa lama-lama menelaah perasaan tersebut. Jumat, sabtu, minggu aku langsung disibukkan dengan acara gathering nasional SBC, dan karena waktunya crowded banget jadi aku nggak sempet mikir yang lainnya.

Satu yang pasti, bulan April ini bener-bener crowded. Aku nyaris nggak punya me time karena mempersiapkan banyak hal, mulai daripersiapan untuk sidang skripsi sampai persiapan GANAS, jadi sebenernya kesel aja sih aku nggak punya waktu banyak bulan ini untuk menikmati hobiku yang banyaknya nggak ketulungan dan udah menjelang akhir April aja gitu. Tapi bersyukur juga, karena begitu cepatnya, aku juga merasa hari-hariku sejak kemarin artinya tidak sia-sia dan cukup bermakna. Makannya aku bela-belain untuk tulis di blog, walaupun udah ketinggalan lama sih.

rapat yang cuma ikut 2x
Oya untuk GANAS ini, aku juga cukup bersyukur memutuskan untuk ikut kepanitiaan. Aku kemarin-kemarin terus merasa kalau aku harusnya belum jadi panitia dulu karena belum pernah ikut acaranya. Aku pikir , 'kalo aku jadi panitia, trus aku dapet ilmunya gimana dong', padahal aku jadi panitia juga sama bayarnya. Tapi karena diberi kesempatan untuk gabung jadi panitia, sejak awal aku memang merasa ingin mencoba, bagaimana kalau aku usahakan dulu untuk tetap bergabung? Dan karena merasa seperti itu, dan just let it flow jadinya aku tetap bergabung hingga akhir. Dan toh aku bisa mlipir masuk2 ruangan.

aku si pengurus meja registrasi dan kunci kamar. Oya, aku waktu hari pertama, kupikir bakal enak aja gitu ngurus bagian registrasi untuk 300 orang karena sudah dibagi jadi bebebrapa meja. Eh gataunya, waktu pembagian kunci aku dibikin klimpungan. Selain gak begitu paham karena mendadak orang registrasi disuruh ngurus kunci kamar hotel peserta, trus karena kunci hotel sampai magrib gak dateng2 (yang harusnya jam 11 siang udah ready), dan yang minta kunci kamar terus-terusan  berbondong-bondong datengnya jadilah kami kena komplain banyaak banget dari peserta. Aku sampai kagok lho saking gak tau kenapa tuh tulisan nomor kunci di kertas sama kunci yang kupegang beda semua?? yah, untung aja malam tiba dan kelar. Huft.

Perasaan untuk mundur itu memang bertubi-tubi datang, karena aku nggak bisa intens bantuin juga, dan aku juga gak kenal akrab sama orang-orangnya.

Setelah hari kemarin, aku jadi berfikir bahwa kesempatan memang tidak datang berkali-kali, dan gabung kepanitiaan GANAS adalah cara paling cepat bagiku untuk menjadi lebih dekat dengan teman-teman SBC Jogja. Secara aku ingin nanti akan bisa fokus di jalan ini, jadi kupikir tidak baik jika menunda untuk lebih dekat dengan mereka hanya karena merasa belum siap. Kubiarkan mengalir begitu saja, dan yang terjadi adalah aku akhirnya datang rapat-rapat terakhir hingga akhirnya mengenal teman-teman SBC yang sejak setahun lalu aku gak pernah inget, haha.

finally last day

Dengan begini, mungkin aku bisa lebih fleksibel untuk ikut acara-acara SBC selanjutnya tanpa perlu merasa canggung berlebihan. Saat ini sih masih canggung, karena aku memang benar-benar jauh lebih baru daripada mereka yang sudah berteman sangat lama, jadi akulah yang harus maju dan berusaha mendekatkan diri, ya kan?


Sebenernya ada beberapa komunitas yang ingin aku tekuni untuk dekat dengan mereka. Yah, Insya Allah sambil jalan, aku akan coba memilih mana yang akan kuperjuangkan untuk fokus... yang pasti setelah sidang inilah. Kalo sekarang ini masih susah bagi-bagi waktunya. Bisa memperjuangkan untuk tetap jadi panitia GANAS aja udah perdebatan batin.

Dan...aku pikir, kalau aku kemarin gak ikut Ganas, mundur,dan cuma jadi peserta biasa, mungkin aku akan duduk di bangku penonton sambil mikir 'sayang banget aku gak ikut jadi panitia, kayaknya seru deh', pakai baju seragam putih, batik, lalu kuning, dan pasti aku memperhatikan interaksi mereka sambil mikir 'aku harusnya bisa ada disana'. Hanya karena aku membuang kesempatan itu, mungkin aku akan merasa menyesal.

akhirnya selesai juga. Tau rasanya GANAS untuk pertama kali sekaligus jadi panitianya.

Termasuk keputusan untuk sidang ini. Kalau aku membuang kesempatan yang udah dikasih kedua dosenku, mungkin kalau jadi penonton di seminar kemarin aku akan berfikiran 'aku harusnya bisa tuh berdiri disana', 'padahal sebenernya materiku udah siap, tapi aku harus nunggu 3 bulan lagi', 'padahal kalau aku maju kayak mereka,bebanku akhir april ini akan menghilang.'


Pilihan-pilihan itu memang bisa memberikan dampak rasa menyesal jika aku salah memilih atau membuang kesempatan-kesempatan itu. Aku bersyukur tetap bergerak, mengambil kemungkinan-kemungkinan yang akan berbuih baik. Meskipun bekejaran dan terlalu cepat dengan timeline waktuku biasanya, aku bersyukur karena aku nggak merasa menyesal mengambil kesempatan-kesempatan tersebut.




Hmm.. kok kayaknya aku ini ISFP ya? Setelah dipikir-pikir, aku ini orangnya sebenernya let it flow banget, padahal kupikir aku orangnya selalu memikirkan masa depan, tapi belakangan aku lebih sering mikir 'kalo udah deket aja baru dipikirin, kalo masih jauh gak usah dipikirin sekarang', karena memikirkan strategi ke depan itu bebannya luar biasa. Dan aku belakangan ini beranggapan bahwa apa yang kulakukan saat ini akan mempengaruhi masa depan, jadi aku fokus untuk melakukan apa yang kulakukan sekarang dan mengaturnya agar menuju masa depan yang kuinginkan.

Okedeh segitu aja, mungkin lanjut lagi habis sidang yaah//




Salam, Adlina .H.

Komentar