Jika Sudah Lulus Kuliah..



Satu hari ini... eh bukan, dua hari ini tidak terasa.. sudah berlalu lagi..

Melewati hari ini... aku jelas merasa senang, buktinya semua foto dihiasi dengan senyum bahagia.
Tapi yaah.. yang namanya nostalgia selalu membuat kembali rindu dan ingin meneteskan air mata.

Hari ini adalah hari yang paling aku tunggu selama aku kuliah. Wisuda.
Akhir dari segala beban yang kurasa di akhir-akhir kuliah.

Walaupun lagi-lagi.. saat-saat ini membuatku kembali merasa bersedih, saat ingat, betapa 5 tahun aku kuliah di ISI sudah benar-benar berakhir. Dan aku sendiri juga yang mengakhirinya.

Kemarin, waktu teman-temanku sudah kembali ke tempat asal mereka dan Jogja mulai sepi, aku merasa mereka mengakhiri pertemuan kami. Karena aku mulai seorang sendiri melanjutkan perjuangan kuliah.

Hari ini, akulah yang mengakhiri perjuangan itu.

Sedih, karena artinya aku resmi menjadi alumni. Dan kembali lagi, semua yang telah aku lalui di ISI ini menjadi satu kenangan masa lalu yang lain.

Adakah yang merasa sedih ketika sudah selesai wisuda?
Jujur, untuk masalah pekerjaan aku tidak merasa sedih.. karena pekerjaan inilah yang membuatku kemarin semakin ingin segera selesai kuliah.

Aku sedih karena masa kuliahku sudah selesai. Walaupun aku tidak mengeluh sih. Tapi memang, dimana-mana, yang namanya akhir tetap terasa pahit.

Akan ada reuni sih, mungkin... tapi best time-nya itu justru saat kehidupan masih berpusat di bangku kuliah. Walaupun saat-saat itu kita sudah mulai dituntut untuk memikirkan masa depan.

Sedih, karena kenangan-kenangan ini cukup berarti meskipun aku tak menyadarinya.

Seringkali, kita merasa bekerja begitu keras untuk mencapai 'akhir', dan lupa menikmati prosesnya. Dengan banyak keluhan merasa proses tersebut terasa begitu berat.

Tidak ada yang mudah ternyata. Karena hal berat itulah yang membuatku terus terngiang akan perjuangannya. Hal-hal yang tidak mudah untuk dilupakan justru karena bebannya, dan rintangan-rintangan itu berhasil aku lalui. Sedih rasanya, karena meskipun aku tidak mau kembali ke masa itu, tapi aku merindukan masa itu.

5 Tahun yang lalu, aku memulai masaku kuliah. Diawali dengan aku yang memutuskan untuk kos di dekat kampus kami, melalui hari-hari bersama teman kos. Rasanya punya teman kos? Seru. Saat itu, aku baru saja istirahat 1 tahun sebelum lanjut kuliah. Dan aku memutuskan kuliah juga salah satu alasannya karena ingin kembali merasakan bagaimana suasana di kelas. Berusaha menikmati proses. Itu yang kulakukan, karena aku pada saat itu merasa bahwa sekali lagi aku punya teman-teman sekelas, dan aku ingin mengembalikan perasaan yang kurasakan saat aku SMA.

Tapi beda,
aku tidak merasakan hal yang sama.

Semua yang kurasakan adalah baru. Tapi merasa baru itu asing bagiku, sehingga aku sering banding-bandingkan dengan teman-temanku di SMA, dan selalu merasa masa SMA adalah yang terbaik.

Aku mencoba menikmati prosesnya, dan dalam prosesnya, aku menerima perasaan-perasaan baru sebagai seorang mahasiswi. Lagi-lagi karena merasa asing, aku artikan perasaan baru tersebut sebagai sesuatu yang buruk. Bahwa keadaan kuliah ini tidak sesuai dengan ekspektasi. Bahwa perasaan di masaku SMA tidak akan kembali lagi.

Keadaannya berbeda, temannya berbeda, beban dan tekanannya pun berbeda.

Dan perasaan-perasaaan asing pada saat itu, mulai menjadi familiar, dan karena familiar... segalanya menjadi biasa bagiku.

Nyatanya... aku hanya tidak sadar, bahwa siklus itu sudah kembali. Dan pada dasarnya, perasaan yang kuharapkan di masa SMA sudah kembali, dengan cara yang berbeda, tapi ada.

Tapi sama juga seperti saatku masih SMA, proses ini mulai bergerak cepat, satu per satu selesai, dan tanpa sadar aku sudah berada di titik ini. Tanpa sama sekali bisa kembali ke masa itu.

Rasanya ingin sekali, aku selalu sedia foto dan video di masa-masaku belajar, entah SMA ataupun kuliah ini. Masa2 ini adalah masa terbaik bagiku, menyisakan rindu justru karena rintangan-rintangannya, yang mengendap begitu kuat di kepala. So, aku akan kumpulkan kembali, masa-masaku kuliah untuk nanti bisa kukenang.




Salam, Adlina .H.

Komentar