Reaksi Video Haringga Sirila dikeroyok Massa Supporter Bola dengan Tragis



Sebenarnya saya ini sudah berusaha untuk tidak mengikuti berita tentang Haringga Sirla, berkali-kalipun topik ini terus mencuat menjadi trending topik.

Bukan karena tidak ingin tahu,
tapi saya takut.
Sumpah deh.

Saya itu kalau urusan sama yang sadis, tragis, dan darah itu saya nggak sanggup. Kebanyakan makan hatinya, karena udah tahu tapi gak bisa apa-apa.
Makannya saya bisa dibilang benci film thriller.
Apapun yang ada kaitannya dengan anggota tubuh yang tercabik. I hate it. So much.


Tapi kenapa terus saya akhirnya menulis disini, kurang lebih karena tuntutan pekerjaan yang terpaksa mengharuskan saya untuk tahu dan mengikuti cerita demi cerita tentang kasus ini.


Konten lengkapnya sudah saya jelaskan disini.
Tentang peran media, dan juga peran masyarakat yang membuat kasus ini menjadi perhatian banyak orang.

Karena memang, secara angka, kriminalitas yang tragis dan sadis juga sudah tidak terhitung jari.
Mau diberantas semua, ya pasti butuh berpuluh-puluh tahun, itupun tidak akan ada habisnya.

Jadi biasanya, masyarakat kemudian mengerahkan perhatian pada hal-hal yang sifatnya momentum. Mumpung lagi hangat. Mumpung lagi jadi perbincangan.


Karena pada saat ini memang biasanya unek-unek masyarakat lebih mudah tersampaikan kepada banyak orang.


Saya sih melihatnya demikian.

Sejujurnya.. akhirnya saya memberanikan diri untuk menonton videonya yang kebetulan tersebar di Instagram. 

Dan... wow.

Saya masih nggak paham sih, kenapa orang disana bisa terus berteriak gembira, ketika ada satu orang, sama-sama manusia seperti mereka kepalanya bercucuran darah karena dilempar banyak benda tajam dan diinjak-injak.

Tak lama saya menonton video tersebut. Karena saya langsung merinding dan air mata saya langsung jatuh.

Bertanya-tanya dimana hati nurani ribuan orang disana?
Kalaupun saya berada disana dan saya adalah satu dari ribuan orang disana, saya akan memilih tidak berada disana sama sekali. Daripada ada disana tapi hanya bisa memandangi.

Hei, itu manusia lho. Punya nyawa. Punya akal dan pikiran. Sekalipun tubuh kami mungkin sama lemahnya seperti binatang-binatang diluar sana.

Tapi tidakkah kalian memikirkan apa yang orang itu, yang kalian keroyok itu pikiran dan rasakan ketika dirinya diinjak-injak?

Ketika dirinya tahu mungkin ia tak akan kembali ke rumah, ketika hati berteriak ingin bertemu dengan ibunda dan ayah di rumah?

Saya saja tidak bisa membayangkan, apa yang ia rasakan di bawah sana... dan saya juga tidak tahu apa yang kalian pikir atau rasakan di atas sana.

Saya sudah sering dengar berita seperti ini, tapi memang melihat kesadisannya dengan lebih real memicu amarah yang mungkin sebelumnya saya tidak tahu ada disana.

Amarah yang selama ini menahan untuk tidak mau melihat kekejaman seperti itu lagi.

Jadi beberapa detik saya menonton, saya putuskan untuk blokir videonya, karena bagi saya video tersebut tidak pantas disebarluaskan.

Sekalipun memicu beberapa pihak untuk bersimpati, tapi bagaimana jika ada orang diluar sana yang justru bersemangat mengikuti kekerasan yang sama?

Dan terlebih apa yang keluarga akan rasakan melihat kebrutalan manusia terhadap anak dan darah dagingnya diinjak-injak seperti itu tanpa perasaan tetapi masih berani menyebut nama Allah.

Jadi, bukan tentang bola-nya, atau alasan pengeroyokan yang membuat saya miris disini,

Pure saya hanya merasa tidak ada manusia yang pantas diperlakukan seperti ini. Siapapun itu. Tidak adil dan main hakim sendiri, dengan alasan apapun, tidak pernah bisa dibenarkan.

Dan sekarang ingatan video tersebut terus membekas di kepala saya.

Jadi saya berharap tidak akan ada berita seperti ini lagi ke depannya.

Salam, Adlina Haezah

Komentar