My Kaleidoscope in 2018

*Apaan coba judulnya........*

Tahun 2018 ini terasa sangaaat cepat. Rasanya cepat sekali, karena aku sudah di penghujung tahun 2018 and I just don't realize it.


Oya, sebetulnya postingan ini bisa saja aku post di blog pribadi. Tetapi!

Karena aku merasa tidak terlalu personal juga, jadi aku share disini saja deh, gak apa kali ya..
kalo merasa terganggu.. hehehe mohon bersabar!

Meskipun terasa sangat cepat satu tahun ini berlalu, ada beberapa momen penting yang memang terjadinya begitu saja tetapi setelah diingat sekarang aku agak kaget sudah melewati momen itu..

Momen yang jika ditarik mundur ke belakang, mungkin tak terpikir akan terjadi padaku.

Sebenarnya nggak cuma di tahun 2018 ini saja.. sudah lama aku selalu berfikir dan merasa bahwa setiap tahun selalu ada pembelajaran baru, sesuatu yang baru, yang menghantarkan aku menjadi aku yang sekarang.

Kalau tahun ini.. momen berarti apa saja ya yang sudah aku lewati?

Hmm.. ternyata nggak banyak sih, intinya cuma ada dua momen penting, yaitu Lulus Kuliah dan Memulai Bisnis. Sudah. Itu saja sih.

Lulus Kuliah




Sudah kuceritakan panjang lebar tentang betapa aku tidak membayangkan bahwa waktu akan berlalu dan aku akan bisa lulus, bisa melewati seminar, dan bisa melewati sidang.


Bayangan-bayangan akan seminar dan sidang selalu menghantui pikiranku dalam semester belakang... jadi momen sangat penting ketika akhirnya aku dinyatakan lulus, dan aku dapat nilai yang aku inginkan. Alhamdulillah..

Pelajaran yang aku petik selama aku menyelesaikan skripsi adalah tentang waktuku. Waktuku yang bukan waktu orang lain.

Perasaan sedih muncul jujur saja saat aku melihat teman-teman dekat yang berjuang bersama-sama bersamaku sejak awal kuliah meninggalkanku.

Aku banyak menyalahkan diriku sendiri, tentang aku kurang apa, dimana masalahku, kenapa tidak terkejar?

Tapi aku baru tahu.. bahwa Allah tetap mendengar doaku...
Dikala aku belum bisa maju, itu memang karena aku belum siap, ada banyak faktor eksternal yang membuatku memprioritaskan hal-hal yang berbeda dengan teman-temanku lainnya. Justru akan jadi berantakan jika aku memaksakan diri untuk ikut.

So, Allah mudahkan aku ketika aku merasa sudah siap.
Sekalipun aku tidak merasa siap, tapi saat kutahu bahwa kesempatan terbuka bagiku untuk maju ketika dosenku sudah mengizinkan, dimana beliau bisa dibilang percaya bahwa aku siap. Jadi aku percaya diri bahwa aku juga harus siap.

Itu adalah momen dimana aku keluar dari zona nyaman, karena pada saat itu aku presentasi dengan materi yang bisa dibilang panjang, dan aku nggak punya teman untuk membantu menjelaskan, seperti pada tugas kelompok. Tapi keluar dari zona nyaman adalah pengalaman baru.

Jadi waktukupun tiba.. sesuai dengan kesiapan dan kemampuanku pada saat itu.

Ada banyak kisah di masa-masaku menjelang sidang.. tapi sudah kutulis di blogku sebelah yaa.

Berbisnis



Berbisnis adalah impian jangka panjangku, karena itu satu-satunya jalan dimana aku punya kesempatan untuk nantinya (tidak sekarang) menikmati waktuku mengerjakan hobi tanpa terbelenggu masalah finansial.

Hobi-hobiku ini: menulis, menonton, membaca.. tidak bisa dengan total aku lakukan jika aku harus berkutat dengan kerjaan setiap hari mulai dari jam 8 pagi hingga jam 5 sore, setiap hari.
Aku nggak mau waktuku habis untuk bekerja dan hobiku hanya bisa dikerjakan dikala aku pulang kerja..

well, kita belum bicara soal manage waktu kalo aku udah nikah sih yaa...


Dan aku sudah mulai melakukan 'berjualan' sebenarnya sejak SMP, diawali dengan jualan yang paling mudah yaitu jualan pulsa. Kesenangan pertama yang kurasakan sebetulnya aku jadi dibutuhkan, karena di kelas yang jual pulsa cuma aku aja gitu hehe..


Aku nggak tau ya,, sebenarnya waktu SMP itu aku nggak kepikiran bisnis sih, cuma aku mikirnya aku pingin besok itu masa depanku punya passive income, entah bagaimana caranya.

Aku nggak terlalu suka sekolah, jadi aku memantapkan diri masuk SMK, biar waktu lulus bisa langsung cari kerjaan.

aku ingat sekali temanku di SMK pernah bertanya.
"lin besok kamu kerja mau dimana kalo udah lulus?"
"emm.. di rumah!"
"hah? jadi pembantu?"

Mungkin temanku itu tidak paham maksudku yah.. tapi maksudnya, sejak aku masuk SMK aku sudah mendesain bahwa hidupku tidak akan terbelenggu pekerjaan, aku ingin lebih banyak waktu di rumah untuk eksplor hobi-hobiku yang tidak ada habisnya itu.

Lulus SMK, aku memutuskan untuk bekerja di beberapa tempat.. tujuannya sih untuk mencari pengalaman, dan merasakan bagaimana rasanya digaji. Sambil saat itu aku les bahasa Inggris di sela-sela waktuku. Pada waktu-waktu itu aku juga mulai merancang berjualan undangan pernikahan, dan mulai belajar clickbank yang nggak ada hasilnya itu... hufh.. ternyata susah bisnis online itu.

Meskipun sulit, keinginan untuk punya passive income itu tidak pudar, sampai aku menuliskannya di kertas saat les bahasa inggris, bahwa 5 tahun mendatang aku dah punya passive income. Well, walaupun nyatanya belum.

Aku bertahan dalam 1 tahun sebelum akhirnya memutuskan aku masih kurang koneksi pertemanan dan aku harus kuliah.

Ada banyak yang terjadi selama aku kuliah, tapi disanalah aku mulai aktif berjualan: undangan pernikahan, buku, dan kosmetik. Aku bahkan ingat pernah bawa katalog oriflame biar temen aku pada beli soalnya aku suka katalognya, bawa-bawa kosmetik, bahkan bawa-bawa jualan kerudung Untuk tambah-tambah uang jajan saja sih, tapi aku sampe dijuluki 'lina ki dodolan opo wae ono' (lina itu jualannya apa aja ada). Oh iya, aku juga sempat jualan pulsa, hehe.. macam-macam sih.

Jadi singkatnya, segala keputusan yang aku ambil sejak aku jualan pulsa di SMP itu berdampak kepada lebih banyak keputusan di masa depan, dan aku baru menyadarinya, hingga saat ini bahkan ketika aku belum merasakan passive income tetap saja aku keukeh berbisnis atau istilahnya ya.. jualan.

Dan lulus kuliah, memantapkan hati bahwa aku memang tidak akan melamar pekerjaan di perusahaan, aku tetap akan berjuang berbisnis.

Nah, dan tahun 2018 ini adalah tahun dimana aku membuat keputusan besar tersebut. Ketika di tahun 2017 aku bisa menghasilkan 1-2jutaan perbulan dengan jualan online, aku merasa bahwa online ini memang ada hasilnya, meskipun sekarang aku mencoba hal yang berbeda. Tapi yakinkan saja. bahwa aku akan dapat hasilnya. Lucunya, meskipun hasilnya gak pernah seberapa, kenapa ya aku belum juga menyerah... bertahun-tahun lho aku berjualan sudahan..

Herbalife




2018 ini juga adalah tahun dimana aku membuat keputusan bahwa aku akan mendedikasikan hidupku untuk berada di Herbalife.


Aku jatuh cinta dengan banyak hal di herbalife ini. Meskipun aku masih part time untuk bisnisnya, tapi untuk konsumsi produknya aku menginginkannya... sangat menginginkannya untuk bisa aku konsumsi seumur hidup.

Ini adalah satu-satunya hal yang aku tidak peduli berapa harganya..
lebih karena manfaat yang aku dapat..

Semenjak aku berhasil lepas dari obat-obatan dan tidak pernah lagi muntah-muntah saat sakit kepala setelah bertahun-tahun, aku merasa bahwa Herbalife adalah jawaban dari semua keluhan-keluhanku.

Aku bahkan kecanduan sama materi-materi edukasi tentang pola hidup sehat, padahal sebelumnya aku mana peduli.

Tapi justru saat ini kesehatan malah menjadi konsen terbesarku. Aku ingin hidup tua dan tidak sakit-sakitan, dan aku menemukan jawabannya di Herbalife ini..



Keputusan-keputusan di atas adalah beberapa keputusan paling besar untukku, selain aku sampai saat ini tetap menulis ya, tapi kalau menulis itu bukan keputusan sih.. lebih kepada kebutuhan yang perlu aku lakukan secara terus-menerus.

So... welcome 2019!




Salam, Adlina Haezah

Komentar