#MLMTalks Rasa Takut di Event Pertama di Herbalife

Tulisan ini sangat panjang.
Kalau kamu nggak yakin bakal baca sampai akhir,
atau kalau kamu bakal banyak skip-skip,
plis, nggak usah dibaca sekalian ya.


Ceritaku datang ke event pertamaku di Herbalife... ternyata itu bukan event dimana aku mengubah pola pikirku. Sekalipun kalau harus kuakui hari ini, event yang kuhadiri saat itu sangaaat luar biasa. 

Tapi kalau kamu mindset kamu masih negatif.
Percuma.
Kamu tidak akan bisa melihat dari kacamata mereka, atau kacamataku saat ini.

Sekali kamu merubah pola pikirmu,
cara pandangmu terhadap sesuatu akan ikut berubah.

It happens, guys.

Analoginya sama seperti saat kamu bertemu dengan seseorang, dan kamu belum kenal. Tetapi dari melihat penampilan orang yang kamu lihat itu, kamu merasa kamu tahu sifat dari orang itu.
Kalau kamu tidak memutuskan untuk mengenalnya, kamu tidak akan pernah tahu tentang dia sebenarnya dan akan tetap pada cara pandangmu terhadap dirinya.
Tapi kalau kamu memutuskan untuk mengenalnya, dan ternyata dia sangat berbeda dari yang kamu pikirkan sebelumnya, maka segalanya tentang orang tersebut akan berubah di matamu.

Feels familiar?

Ternyata itu juga terjadi pada kasus kasus lain juga.. tentang pandangan kita terhadap sebuah bidang tertentu, juga terhadap event tertentu.

Hanya karena 'orang mengatakan' belum tentu itu benar.
Ya kan?

Bersyukurnya aku adalah... because I make a choice.
Aku membuat sebuah keputusan.
Dan membuat keputusan bukanlah hal yang mudah.

Aku akan cerita, bagaimana aku selama 6 bulan begitu skeptis pada bisnis yang kujalani, HANYA karena banyaknya banyangan masa lalu dan 'kata orang'.

Awalnya bermula sesimpel aku cuma mau dapet paket diskon. Sudah.

Karena saat itu aku memang sedang jalan online shop, aku tidak pernah berfikir bahwa penjualan produk Herbalife itu berbeda dengan penjualan produk olshop lainnya -bisa dapat harga murah, asalkan join jadi reseller.-

Ketika aku dikasih list diskon yang hingga 50%, via whatsapp, btw... aku langsung dong tanya.. itu cara dapat diskonnya gimana?

Dan aku tahu, kalau untuk dapat diskon adalah membeli paket membernya terlebih dahulu.

Berkaca dari beberapa online shop yang menerapkan cara yang sama, karena sebagai uang modal, maka akupun tanya berapa harga untuk bergabung menjadi membernya?

Dan, ada beberapa prosedur.
Sejujurnya ini semua karena ayahku, yang memaksa ikut saja membernya kalau bisa dapat diskon tinggi, siapa tahu bakal ada yang pesan. Tahulah, kami pikir kayak jualan baju. Pajang, ada yang beli. Kan begitu caraku berjualan selama ini.

Tapi ternyata aku diajak ikut event atau acaranya. Sebenarnya tidak tertarik, sungguh. Bagiku masih ada jualan lain yang nggak ribet yang bisa dijual dibandingkan produk herbalife, dimana mau jualnya aja, susah... kenapa aku tidak bisa begitu saja pesan ke saudaraku dan tinggal di kirim ke lokasi? 

Tapi berbekal alasan 'karena saudaraku yang mengajak', ikutlah aku ke acara tersebut.

Bukan tanpa pertimbangan. Selama beberapa hari, aku berfikir 'ikut atau tidak'. Karena aku tidak tahu itu acara apa. Aku dah lama nggak dateng seminar, paling banter itu juga seminarnya Merry Riana, beberapa tahun yang lalu. Pokoknya buta sama sekali,dan tidak kenal pembicaranya pula, tidak tertarik dan bagiku tidak menarik. Tapi bagi saudaraku, pembicaranya ini adalah orang yang luar biasa. Well, tetap saja aku tidak tertarik.

Tapi kemudian aku memutuskan:
Kenapa tidak?
Kalau bayar tiket, ayahku mau ngasih. Mau alasan apa lagi?
Apa salahnya datang?
Toh, kalau sudah selesai, tinggal pulang.

Jadi aku iyakan, dan kuiyakan benar-benar di hari terakhir.

Itu keputusan pertama.

Ketika datang ke event-nya.

Aku kaget,


Tidak seperti seminar pada umumnya, seminar kali ini tampak sangat mewah.
Semuanya.

Orang-orangnya.

Berlalu lalang orang-orang yang lucunya, bisa saling mengenal satu sama lain..
Saat bertemu satu sama lain, saling cium pipi kanan kiri. 
Saling menanyakan kabar.
padahal dalam acara seminar, normalnya orang justru tidak kenal satu dengan yang lain.
Saudaraku yang orang sukabumi, bahkan kenal sama orang di registrasi!? Gimana ceritanya coba?

Saat itu aku langsung berfikir... wow, banyak sekali yang saudaraku kenal disini?

Aku langsung merasa ciut.
Berarti aku ini apa?
Kenapa aku tidak kenal orang-orang ini seperti mereka saling mengenal?
Aku berada di tempat apa?

Aku lebih heran lagi, semua orang memakai PIN dan membawa botol-botol Herbalife.
Jujur, di kepalaku, saat melihat pin-pin tersebut, langsung terfikir.. PIN apakah itu? 
Menunjukkan derajat mereka kah?
Seragam kah?
Sungguh, ada apa dengan orang-orang ini?
Dan botolnya? Alamaakk.. orang ngapain siiih minum sebanyak itu? Apa kuat?

Dan bajunya,
kenapa baju mereka semua tampak mahal?
Banyak yang memakai jas, banyak yang memakai gaun.
Heyyyy cuma acara seminar lho ini... haruskah pakaiannya seperti ituuu!? *sinyal negatif mulai melayang di kepalaku saat itu*
Orang-orang burjoiskah mereka?
Mereka tampak seperti orang-orang kaya yang selalu memamerkan kemewahannya di tempat umum, di mall, memakai pakaian mewah, rumah besar.. dan... sombong.

Aku katakan..
Bukannya merasa senang, bukannya merasa se-excited mereka.
Karena merasa asing dengan segalanya yang kulihat.. aku merasakan perasaan lain:
Gundah,
Tidak Nyaman,
Takut,
Mau kabur,
Ini bukan ranahku,
Aku yakin seratus persen nggak bakal cocok disini,
nggak bakal bisa aku bergaul sama mereka.
Aku tidak seperti itu, aku TIDAK MAU..
aku tidak siap..
Ya Tuhaaann... kuingin segera pulang...!

That's! Exactly what happens to me.

Tapi waktu masih panjang. Acara selesai jam 5 sore,  dan itu masih jam 12 siang.
Selain itu, aku sudah merasa lelah, aku mulai merasa pusing,
Keramaian ini... aku tidak sanggup.

Tapi tidak enak dengan saudaraku, kupaksakan senyum. Aku serasa... masuk ke dalam kubangan api.
Aku merasa.. masuk ke dalam sebuah jebakan.

Lucu jika kupikirkan saat ini,
kalau ternyata itu adalah proses.
Saat ini setelah belajar beberapa hal, ternyata rasa-rasa itulah yang muncul jika kita melakukan sebuah perubahan, dan pasti negatif. Pasti. Tinggal bagaimana kamu menyikapinya, apakah ikut menyerah? atau memutuskan untuk nyemplung  saja sekalian dan lihat hasilnya..

6 bulan pertama, aku memutuskan menyerah.
6 bulan berikutnya, aku memutuskan untuk menenggelamkan diri.

dan setiap keputusan aku berdiri di dua pintu doraemon yang berbeda. Sekalipun sama-sama pintu, sekalipun sama-sama Herbalife.

Aku tidak sadar aku melewati tahap penting saat itu.
Bahwa keputusanku untuk ikut, berawal hanya dari sekadar pikiran yang terucap.
Dan itu membawaku terpaksa untuk masuk ke dalamnya. Dan terpaksa mengenal sesuatu yang tidak pernah berniat untuk kumasuki sebelumnya.

Gimana enggak?
Keputusanku membuat saudaraku ke rumah, membuatku di cek komposisi tubuhnya, dan keputusanku membuatku mau tidak mau bangun dan berangkat. Adalah hal yang sulit, rasanya aku berharap pagi itu.. andaikan tiba-tiba ada sesuatu yang terjadi sehingga batal saja. Tapi itu tidak terjadi, jadi mau tidak mau harus kulalui.




Kembali ke event tersebut.

Saat acara dimulai.
Semua orang bertepuk tangan.
Terdengar alunan musik yang menghentak-hentak.

Saat itu.. aku tidak pernah.. sungguh, tidak pernah melakukan hal-hal semacam itu sebelumnya. Bagiku itu memalukan. Rasa malu dan rasa sungkan dan tidak nyaman di dadaku terus menghentak-hentak seperti musik yang terus menggelegar, meminta keluar, meminta aku segera menyelamatkan diri. Begitu saja di kepalaku tahu bahwa ini semua tidak benar. 

Atau jangan jangan akan ada acara cuci otak disini?

Yap, senegatif itu pikiranku .. *kuucapkan maaf sebesar-besarnya pada para mentor karena aku pernah berfikir seburuk itu*


Ketika ditanya 'Apa Kabar?' harus jawab dengan 'Luarrr biasaa' dengan cara berteriak, berdiri, dan bertepuk tangan.

Aku?
Terpaku di kursi. Mana mau aku berteriak seperti itu. Tapi setelah diketahui bahwa ada yang tetap duduk, terpaksa aku berdiri dari tempat duduk, dan ikut apa kata mereka, dengan lebih lemah, dengan senyum masam.

Singkat cerita,,, dimulailah acara.
Disuruh keluarkan catatan untuk mencatat.
Aku tidak banyak mencatat. Merasa tidak ada yang perlu dicatat.

Padahal niih yaa.. kalau kamu tanya aku sekarang, bukuku selaluuu penuh catatan setiap ada event.

Ada beberapa hal pada saat itu, yang langsung membuatku terlempar ke masa lalu, mengingatkanku saat aku diserbu beberapa orang untuk ditawari MLM.

Saat itu, beberapa orang memang menghampiriku. Sungguh membuatku bingung. Tanya kesan-kesanku, kujawab standar.

Aku tidak tahu jenjang-jenjang karir.. semua hal tentang bisnis yang disampaikan di hari itu, tidak terserap sama sekali. 100% aku tidak mengerti. 

Memang ada yang membuatku tetap terjaga selama acara dan tidak mengantuk. PEMBICARANYA. Seorang yang tidak kukenal itu, membuatku ikut tertawa ketika ia menceritakan kisah hidupnya. Menceritakan perjalanan suksesnya sampai-sampai rasanya terlalu sangat nyata. Aku mulai gundah apakah yang ia bicarakan ini sungguhan, atau tidak. Jika ada orang yang setiap bulan bisa memegang uang sampai 300 juta, rasanya tidak mungkin. Dan aku tidak merasa ini adalah orang terkenal.
Tapi orang ini menarik, membuatku tertawa dan merenung dengan cerita-ceritanya.

Tapi ketika melihat ada gambar-gambar pohon, aku teringat lagi pengalamanku ketika ditawari bergabung bisnis serupa. Perasaan takut semakin berkecamuk. Dan semakin jelas penjelasan tentang bisnisnya, aku semakin yakin ini adalah MLM. Dan aku semakin yakin aku salah tempat. Entah sejak kapan, aku begitu alergi dengan MLM.. karena 'kata orang', jadi aku menjadi semacam fobia akan hal tersebut. Bayangan sales yang sering membuatku tak nyaman karena suka menyetopku dan akhirnya aku terpaksa mengeluarkan uang hanya karena aku cenderung sulit menolak kalau udah 'dipaksa', sekalipun aku tahu mereka tidak memaksa, aku saja yang merasa 'dipaksa', pekerjaan menali tali teh, dan penipuan MLM ini itulah yang tersebar di Internet, piramida,,, well... semua itu menari-nari di kepalaku.

Sekalipun aku diberitahu sebagus, sebesar apa perusahaan ini... ketahuanku tentang MLM ini terlalu mendominasi. atau sebetulnya sok tahu.

ini pasti keroyokan. begitu pikir si Putri yang sangat negatif thinking.

Aku tahu, bahwa closingnya adalah meminta kami untuk menjadi member. Sekalipun aku bisa menolak tidak, aku tidak mungkin tidak join. Sekalipun aku bilang tidak mau, aku tidak sampai hati. Jadi aku tidak mungkin tidak join. Perasaan bersalah akan banyak menghinggapiku jika aku menolak, karena ini adalah saudaraku sendiri. Beliau sudah menyempatkan waktunya dari sukabumi, bertemu denganku, membayarkanku tiket event ini, aku tidak mungkin bilang tidak.

tapi itu menjadi keputusan kedua.

99% diliputi rasa tidak percaya. Tidak percaya dengan orang-orang yang 'katanya' bisa punya penghasilan puluhan bahkan ratusan juta. Aku hanya percaya, angka tersebut mungkin didapat di bisnis anak muda jaman sekarang.
1% adalah... setidaknya dengan jadi member, aku punya hak jualan herbalife dengan diskon 25%.

Ya.. keputusanku adalah bergabung dengan herbalife.

bukan perkara mudah, karena banyak didasari dengan keterpaksaan.

Dan kau tahu... itu baru hari pertama.

Aku tidak sadar, keputusanku hari itu melahirkan banyak keputusan lagi.

Ada yang kusesali,
ada yang kusyukuri.

Yang kusesali adalah, kenapa aku tidak percaya saja sejak awal, kenapa aku harus membuang 6 bulan pertamaku di Herbalife dengan rasa skeptis yang masih tinggi? Ego yang tinggi?

Dan yang kusyukuri adalah, detik saat aku menuliskan ini.. tulisan ini adalah tantangan yang sedang kukerahkan untuk diriku sendiri agar berkembang.. yang kupelajari, justru karena aku mengenal herbalife ini.

Tapi  karena sudah terlalu panjang, dan kemungkinan tidak ada yang membaca.. hehe... mungkin akan kulanjutkan lain waktu.

Intinya adalah aku banyak membangun nilai-nilai dalam diri, nilai-nilai baru, yang sejak lama kuanggap tidak penting, tapi ternyata ini yang kucari selama ini. Banyak keterpaksaan dan ketidaknyamanan yang membuatku harus mengambil langkah, dan setiap langkah ternyata banyak mengubahku, jika bukan secara materi, maka secara mental dan pola pikir. Dan dalam hal yang positif. Aku amat sangat bersyukur.

Tidak tanggung-tanggung kukatakan, bahwa aku ingin berada di Herbalife ini, selamanya.
Dan aku bukanlah hasil dari cuci otak.
Aku adalah hasil dari keputusanku sendiri, yang diambil secara sadar.

Salam, Adlina Haezah

Komentar