Sebuah proses itu tidak mudah..
Beberapa hari ini aku mulai menceritakan cerita-ceritaku di Herbalife ini.. entah ada yang membaca atau tidak, sebenarnya tujuanku menuliskan ini hanya 2:
1. Membuat track record atau jurnal pribadi untukku sendiri.
2. Mengerjakan my own challenge untuk bisa menulis blog sehari 1x, dan itu tidak mudah, karena aku butuh ide,, dan akhirnya kuputuskan untuk menuliskan APA SAJA. Literally, apa saja yang sedang kupikirkan dan bisa kutulis saat ini, karena kalau tidak begitu.. mungkin ini tidak bisa bertahan lama.
Belajar untuk konsisten itu tidak mudah,
belajar untuk melewati keterbatasan dan ketakutanmu juga tidak mudah.
Tapi dua-duanya harus aku mulai untuk mengambil langkah-langkah baru, mengambil langkah yang berbeda dari diriku di masa lalu, kalau aku serius untuk berubah.
Aku berkata bahwa proses ini mengarah ke satu tujuan yang ingin kucapai, dan aku sebisa mungkin mengikuti, mempelajari roadmap ke arah tersebut.
Tidak mudah, karena bayangan ketidakpastian masih sering menghantui. Bayangan rasa takut bahwa ini tidak akan berhasil, ada... tapi selalu diajarkan padaku, untuk membuang dan membuang kembali perasaan negatif tersebut untuk bisa kembali rajin.
Konsisten untuk hal-hal kecil, ini salah satunya.
Konsisten untuk bangun pagi, mengerjakan pekerjaan rumah yang biasanya cuma aku kerjakan 3 hari sekali atau seminggu sekali.
Konsisten untuk sholat tepat waktu.
Konsisten untuk affirmasi setiap pagi.
Banyak. Banyak sekali hal-hal kecil yang sering kuanggap sepele.. tapi lucu kan, hal-hal sepele seperti itu saja, kalau aku nggak bisa rutin, bagaimana aku bisa konsisten melakukan hal-hal yang lebih besar?
Dari ketahuanku akan hal tersebutlah yang membuatku memutuskan, aku harus berubah, dari hal terkecil.
aku, si cewek yang kalau nulis to do list tidak terjamah semua, dan aku, yang dulu akhirnya memutuskan 'aku tipe orang yang nggak bisa bikin to do list, just damn it, aku akan melakukan hariku ikut alur'.
Beberapa waktu lalu kusadari, bahwa pikiran seperti itu hanya akan mengembalikanku ke lingkaran setan. Sebuah rutinitas tanpa tujuan yang produktif, karena dalam satu hari berjalan, meskipun di kepala aku janji aku akan melakukan A, misalnya, tapi tahukah, alam bawah sadarku tidak terjamah, sehingga banyak waktu yang akhirnya terbuang karena 'Apa lagi ya..'.... tidak benar-benar tahu mau melakukan apa, aku tidak memiliki goal sekecil apapun dalam satu hari tersebut. Dan jadi seenaknya terhadap waktu, dan akhirnya... aku mengeluh, 'hari ini aku tidak melakukan apapun.'
Pernah aku ditegur..
Aku merasa aku sudah melewati hari itu, dan aku merasa sudah melakukan banyak, tapi di lain hari, ketika aku tahu bahwa aku tidak memiliki agenda, aku memutuskan aku akan melakukan hal yang kusuka, atau ketika tidak ada kewajiban agenda, aku membuat list agendaku sendiri, dengan bayang-bayang-bayang di kepala, tanpa ditulis. Apa yang terjadi? Buktinya memang agendaku itu tidak berjalan sesuai rencana..
Kemudian seseorang berkata padaku "Jangan sampai kamu melakukan banyak hal, tapi tidak produktif."
Aku pikir, "bagaimana bisa? Bukankah jika aku melakukan banyak hal di hari itu, justru menunjukkan produktivitas?"
Baru benar-benar kupaham maksudnya, ketika aku membuktikannya sendiri.
Awalnya aku merasa bahwa pikiran tersebut, rutinitas yang kulakukan itu...normal.
Aku pikir, tanpa membuat jadwal harian sekalipun, tidak akan mengubah apa-apa.
Membuat agenda harian, tidak akan berdampak besar pada kehidupanku. Bukankah yang seharusnya diagendakan adalah masa depan?
Sudah jalan lewat 21 hari dari tahap pertama rutinitas baruku, dengan aku mematahkan ketidakmampuanku sendiri tentang "aku ini nggak bisa bikin agenda-agenda begitu."
Karena biasanya, agenda yang aku buat tidak bertahan lebih dari seminggu. Tidak. Pernah.
Ini adalah tentang pelajaran, yang kuperoleh secara sangat bertahap hingga akhirnya aku tergerak untuk melakukan.
Dari evaluasi berkali-kali,
hingga sampai ke pemahaman ini.
Bahwa aku tidak menyuruh diriku untuk rajin atau untuk konsisten atau untuk membuat.
Aku tidak menyruh diriku dengan kata-kata:
"Ayo kamu harus rajin"
"Besok bikin ya agendanya"
"Ayo kamu harus bangun pagi"
"Ayo kamu harus konsisten"
Itu tidak berpengaruh padaku. Karena kata-kata itu hanya akan terlempar balik kepadaku, dan aku pasti bubar jalan melakukannya.
Yang kulakukan hingga masih bertahan adalah karena aku belajar, tentang merubah kebiasaan, tentang tujuan, tentang apa yang ingin dicapai. Tentang hukum sebab akibat.
Alhamdulillah walaupun masih panjang perjalanan untuk membentuk kebiasaan ini, tapi melihat bahwa aku lulus 21 hari pertama, aku cukup optimis akan bisa melakukannya hingga menjadi kebiasaan.
Ya, aku belajar tentang sistem 21 dan 90 hari untuk membangun kebiasaan dan gaya hidup.
Aku belajar tentang apa pentingnya konsisten pada hal-hal paling kecil, semacam membereskan kasur setelah bangun tidur.
Aku belajar tentang tujuan, tentang reward kepada diri sendiri.
Sebelum aku memulai ini, aku belajar bahwa ternyata hal-hal yang sulit kita lakukan akan menjadi 'biasa saja' dan 'normal' jika ia terbentuk hinggal level alam bawah sadar sehingga menjadi semacam intuisi.
Ada banyak hal di dalam hidupku, yang menjadi masalahku, yang ingin kupecahkan... dan aku merasa bahwa jalan keluar dari masalahku adalah itu: membentuk kebiasaan dan membentuk intuisi baru.
Kalau itu terjadi, maka aku akan bisa melakukan banyak hal tanpa banyak berfikir, karena tubuh akan menjalankan tugasnya untuk autorun.
Sama seperti kemampuanku naik motor, kemampuanku mengetik, kemampuanku berjalan.. yang saat kukerjakan tidak menggunakan pikiran sama sekali, karena sudah autorun dan menjadi satu dengan alam sadar, dan itulah intuisi.
Dan kalau hal-hal tersulit yang kulakukan seperti: bangun pagi, beres-beres rumah, nyapu, dll .. hal-hal simpel ini berhasil menjadi kebiasaan intuisi, tentu segalanya menjadi lebih mudah. Rumahku tidak akan tampak sangat berantakan, aku akan merasa bersemangat karena bangun pagi, aku tidak akan membuat tetangga kesal karena halaman rumahku kotor, dll.
Itu, adalah jalan keluar.
Dan bagaimana cara membentuknya?
Aku belajar bahwa itu dilakukan terus-menerus hingga menjadi habit.
Berapa lama?
Beberapa orang mengatakan, 21 hari di tahap awal, 66 hari di tahap berikutnya, dan 90 hari sudah ada di luar kepala.
Betapa menyenangkan bukan? Kalau aku bisa bangun pagi tanpa perlu memaksa diri lagi? tanpa perlu berfikir? tanpa alarm? Karena alarm bawah sadarku yang mengerjakannya.
That's awesome.
Sehingga aku mulai sangat tertarik melakukannya, dan diawali dengan merubah hal terkecil yang ternyata masih sulit kulakukan..
Aku berkata pada diriku sendiri
"Kalau kamu berhasil melakukannya selama 21 hari, kamu menang!"
Kutanamkan pada diriku sendiri, bahwa untuk mencapai reward intuisi itu, tugas pertama adalah 21 hari melakukannya terlebih dahulu. Fokusku adalah menyelesaikan 21 hari, dan saat aku menyelesaikannya aku tidak perlu takut akan berhenti, karena... aku sudah terbiasa!
And I'm going on.
Tahap pertama sudah , lanjut ke 90 hari.. dan aku tidak perlu takut bangun siang karena aku sudah bisa dipastikan akan otomatis selalu bangun pagi.
Dan apa yang terjadi?
Aku bisa mengerjakan tugas wajib kerjaanku, dan konsisten selama seminggu ini.
Aku bisa membuat agenda selama seminggu, dan tidak pernah putus kulakukan.
Aku mulai merasa risih kalau rumah mulai berantakan, aku mulai merasa harus melakukannya setiap hari di pagi hari. Dan Alhamdulillah, terlaksana tidak putus.
Dari bangun jam 7 pagi setiap hari, yang bisa bablas sampai jam 10 siang.. sekarang jam 4.30 pagi sudah bangun, tidak absen selama 21 hari terakhir, dan aku yakin bisa mengejar target akhirku, yaitu bangun jam 3 pagi.
Dan juga, aku merasa bersemangat setiap pagi. Aku juga bisa bersyukur atas nikmat yang kudapat setiap harinya. Dulu aku tidak bisa, pasti bangun jam 5, tidur lagi jam 6-8 pagi.
Aku bisa menonton video motivasi tanpa putus selama seminggu ini, dan .. aku bisa menulis hampir setiap hari, dan membaca buku hampir setiap hari (masih PR karena 'hampir', jadi pernah putus hehe karena keadaan tidak terduga).
Dan hal-hal positif yang kulakukan ini, luar biasanya, membuatku lebih positif terhadap apapun, jauh lebih positif daripada aku beberapa lama yang lalu.
Itu, kulakukan setelah aku belajar, dan mendapat kesimpulan bahwa hal-hal paling kecil di hidupku ini, harus kuperbaiki dulu sebelum memperbaiki hal yang lebih besar.,
Bismillah..
doakan ya teman-teman
Salam, Adlina Haezah
Komentar
Posting Komentar
Syarat menambahkan komentar:
>> Jangan berkomentar dengan menggunakan Anynomous
>> Gunakan account google kamu atau jika tidak gunakan URL, yang penting ada nama kalian.. :)
>> Tidak menerima komentar berisi spam..
>> Apabila komentar tidak muncul, berarti komentar kalian belum di moderasi. Jadi tolong mengerti ya.. :)
terimakasih
-------------------------------------||-------------------------------------
Regulation to fill the comment box:
>> Don't use Anynomous
>> Use your google account or just your link/ URL. The main point is, always put your name here :)
>> Cannot receive any spam comment such as comment that it's not relevant with my topic
>> When your comment does not appear, it because I haven't approve that or I haven't read that. So just wait until I read that, please understand :)
Thank you