Peran Memukau Zara JKT48 Angga Yunanda di Dua Garis Biru (Review Film Indonesia Terbaik)

dua garis biru angga zara dara bima


So, here.
Reading is always be my escape and writing is my therapy..
I used to watch film for hobby, like korean drama. But I think I have changed that mindset a long time ago. Somehow, I started to watch movie for study, and movie become my medium to learn about film much more. So, I become more objective even though I want to say that I watch film for fun. But, that's happen. When you are majoring in film, you studied movie for times like I had, you will eventually find yourself become more objective when you watch the movie.

I just realize it now anyway.

Jadi, emang aku biasanya selalu menggunakan kacamata penonton. Aku menggunakan emosiku sendiri untuk mengartikan sebuah film. Aku meletakkan diriku selalu sebagai pemain film dan menolak untuk lebih objektif saat menonton film. Tapi ya mungkin karena aku belajar di film, jadi mau nggak mau ada banyak faktor yang kemudian kuperhatikan di film itu sendiri.

Oke. Let's talking about Dua Garis Biru.

This.is.a.great.film.

I say that. Clear. and Objective.

DUA GARIS BIRU IS A GREAT MOVIE

Karena kalau aku harus mengatakannya secara subjektif, em... sebetulnya tema yang diangkat nggak terlalu menarik minatku. Aku suka film dengan genre yang pasti: horror, komedi. Not romance, apalagi dengan kisah yang jalan ceritanya seperti dua garis biru ini.

Tapi... Siapa sih yang nggak suka film dua garis biru?
Aku mungkin emang terlambat banget untuk menonton film ini. I know. Tapi itu emang karena aku nggak suka topik ini, jadi aku ulur nggak tonton sekalipun semua orang mewajibkanku menonton.

dua garis biru angga zara dara bima

Akhirnya ketika keluar di iflix, aku tonton, karena aku penasaran apa yang membuat orang-orang menyukai film ini.

Kisah cinta dua remaja yang kebablasan. Klise? Yaps. Ini cerita yang bahkan ada ceritanya di sekolahku sendiri, bahkan di kelasku. Dan aku langsung mengantisipasi apa yang terjadi ke depannya setelah kejadian yang 'sering terjadi' di kehidupan nyata ini.

Aku pikir aku nggak akan bertahan lama lho nonton film ini. Aku pikir aku akan berhenti setengah jalan aja, karena dasarnya ini bukan topik favorit film yang aku tonton.

Dan.. dan dan... saudara-saudara.. I watch it till finish. 

Saat akhirnya ada adegan Dara dan Bima kebablasan, dan aku menghela nafas, aku bilang ke diri sendiri 'Well, okay. Let's see what happen with both of them'. Apakah mungkin sesuai ekspektasiku?

Dan, ya. Seperti yang aku antisipasi. Tapi di film ini semuanya terasa, seolah aku berada di posisi semua pihak yang terlibat. Aku tanpa sadar ikut meluapkan emosi saking gemesnya sama keadaan dan situasi yang tidak bisa diperbaiki ini. Dan saat itu aku lupa bahwa film ini topiknya bukan topik favoritku, karena aku mulai mengamati banyak hal dalam cerita yang dikisahkan film ini.

Secara teknik pengambilan gambar tentu saja bukan keahlianku ya, jadi aku tidak akan membahas dalam tentang itu. Aku akan membahas mengenai cerita dan pemainnya, karena aku suka cerita dan aku suka membaca cerita, dan aku suka bermain dengan tokoh fiktif.

Film ini memang tujuan edukasinya jelas. Dan yakin banget film semacam ini pasti sulit banget untuk muncul di bioskop Indonesia. Jadi aku pikir, dengan ditayangkannya dua garis biru di bioskop Indonesia dan penonton yang BANYAK, aku yakin ini adalah gerbang dan membuka peluang untuk film-film dengan tema edukasi lainnya untuk lebih mudah masuk, mengingat tingkat kelatahan warga +62 ini hahaha.

dua garis biru angga zara dara bima

Angga dan Zara membuka film ini dengan manis. Mereka berdua memerankan film ini dengan sangat.bagus. Sangat, sangat, bagus. Aku nggak pernah lihat Zara main film, sekalipun dia udah pernah main film, tapi aku yakin deh, dia ke up gara-gara film ini. Zara bersinar banget di film ini. And I love her instantly. Aku yakin dia akan jadi bintang film yang hebat, asalkan dia juga pintar memilih film. Dan dan gaes, ada Angga Yayunda disini. Siapa sih yang nonton Mermaid in Love? Yes. Adekku. Jadi film puteri duyung itu film yang jadi favorit adekku banget dan disetel literally tiap hari.  Jadi wajah Angga Yayunda ini familiar banget di mataku, sebagai pemain sinetron. Hehe. Dan sebagai pemain sinetron yang aku jujur aja bilang, terlalu silly saat dia main romantis-romantisan di sinetron tersebut. Anak-anak SD-SMP suka banget, tapi aku yang saat itu udah kuliah dengan referensi drama dengan kualitas yang jauh lebih baik, agak.. agak gimanaa gitu.. rada-rada cringe lihat adegan-adegannya.. Haha.. No offense loh ya buat para penggemar.

Di sinetron itu akting Angga udah bagus emang. Oke. Honestly, aku sempet ngikutin karena penasaran kenapa kids love it somuch, dan aku tau kenapa. Si Angga ini emang idol banget, ganteng emang iya kok, apalagi kalo udah romantis-romantis uluuuh makin cakep. Sayangnya tuh cerita ya mbulet aja, jadi aku cabut dari sinetronnya akhirnya.



Nah, kupikir si Angga ini mau eksistensi dirinya adalah di sebatas sinetron saja, sampai kulihat dia disini dengan diri yang jauh lebih dewasa, dengan badan yang lebih dewasa juga, and his acting is so amazing. Oh Angga Yunanda, kamu emang paling cocok di film serius deh nggak usah balik lagi ke sinetron kayaknya. Sebagus-bagusnya akting dia di sinetron, kalau dia keep di senetron doang rasa-rasanya dia akan jadi ya begitu-begitu saja, terkenal sebagai pemain sinetron yang stripping.

Tapi ketika dia secara cerdas memilih film untuk melebarkan sayapnya setelah aksinya di sinetron yang sudah cukup mengundang perhatian, itu brilliant! Itu brilliant Angga Yunanda!!! Dia tahu dengan pasti, jika dia cukup baik memainkan film ini, dan namanya menjadi terangkat sebagai pemain film, maka itu akan menaikkan level dia sebagai seorang artis yang bener-bener sebagai seorang 'artis' alias seniman. Karena di film ini, Angga harus bisa memerankan tokoh yang harus diatur sedemikian rupa untuk menarik penonton. Dan Angga melakukannya dengan sangat sangat baik.

Ketika kamu melihat Angga adalah sosok pangeran di sinetron dia, kemudian dia menjadi dekil dan kondisi finansial tidak begitu baik di film ini, pintar juga nggak, dan bahkan nggak ada yang bisa terlalu diharapkan dari sosok Bima dalam film ini, dan Angga mampu switch karakter dia yang biasanya ke dalam peran ini, bagiku itu cerdas. Dan hebatnya, dia berhasil. Dia berhasil memerankan peran Bima yang bikin aku kesel dan gemes.

Oke, aku kepanjangan ya ngomongin tokohnya. Tapiii emang bagiku menurutku 70% film ini terbangun menjadi sebagus ini karena tokohnya, sedangkan 30% mungkin teknik cerita dan pengambilan gambar. Jadi tokoh film ini sangat mendominasi keseluruhan cerita. Ceritanya memang cukup bisa ditebak, sebetulnya, tapi tensinya sangat-sangat dijaga sesuai porsinya. Kapan harus merasa senang, sedih, kapan harus merasa kesal, marah, gemas.. tensinya sangat terjaga, dan itu yang bikin aku sendiri bertahan menonton film ini tanpa rasa bosan sedikitpun.

Oya, dan film ini permainan visualnya maksimal banget. Nggak perlu terlalu banyak dialog dan cukup dari visualnya saja sudah sangat memainkan emosi. Dan alunan skoringnya yang nggak kayak di film romantis biasanya. Ahhh I should say.. this movie is so special for me! Aku suka semuanya, bahkan klimaks yang harusnya bikin aku kesel aku juga sukaaa. Aku suka sama semua pesan-pesan tersirat visualnya yang bikin aku tegang padahal cuma adegan stroberi di jus yang overlapping sama ekspresinya Dara, sesimpel itu aja bikin aku emosi! Aku berasa nonton film indie tauuu.

dua garis biru angga zara dara bima

Gina S. Noer menurutku adalah pencerita yang luar biasa untuk bisa menceritakan kisah yang konvensional menjadi luar biasa seperti film ini. OMG I Love this movie. Dan nggak banyak film Indonesia yang aku sampe tulis reviewnya kan, ini karena saking bagusnya jadi aku tulis. 

Itu aja deh, aku takut malah ngulang-ngulang komentarku yang pada dasarnya sama aja: film Dua Garis Biru bagus banget. Secara keseluruhan filmnya, skoring, pesan, visual, audio, dan jalan ceritanya, juga ketegangan filmnya.

Kalau kamu mencari yang menye-menye disini, nggak ada, jangan nyari disini. Kalau kamu nyari yang romantisnya bikin mimisan dan meleleh meluluhkanhati, nggak ada, jangan cari disini. Tapi kalau kamu mencari kisah cinta paling realistis dengan pelajaran hidup yang bisa langsung kamu praktekkan, well, this is it, ini cocok untuk kamu.

dua garis biru angga zara dara bima

Mungkin referensi filmku emang belum banyak, jadi komentarku film ini mungkin nggak kayak teman-teman lainnya. Tapi aku mencoba menjabarkan apa yang membuat film ini hebat di mataku. Semoga kamu suka dengan review ini ya..



Salam, Adlina Haezah

Komentar