Perjuangan Lulus dari ISI Jogja jurusan Film & Televisi - Part 1 (re-write blog)



Nggak tau apa yang bikin aku mau bikin postingan ini. Jadi ceritanya aku tuh lagi iseng campur kangen untuk mampir ke salah satu blog-ku yang sudah kututup. Jadi emang aku berniat menjadikan blog itu sebatas masa lalu, makannya namanya aja beforenextpage. Next page maksudnya kehidupanku selanjutnya, kehidupan baru yang kujalani lagi. Ya, sekarang ini.

Anyway, aku mendapati beberapa postingan cukup menarik untuk kusimpan, dan aku berniat untuk membagikannya. Dan karena blog itu sudah kututup jadi kuputuskan untuk meletakkannya di blog ini.

Postingan itu adalah postingan tentang perjalananku untuk bisa lulus kuliah 2 tahun lalu dari Institut Seni Indonesia Jogja jurusan Film dan Televisi fakultas Seni media rekam.

2 tahun lalu rasanya sudah lama sekali ya, tapi waktu aku baca lagi tulisan itu, betapa banyak emosi bercampur untukku bisa menyelesaikan kuliah ketika jujur aku sudah ingin menyerah, adalah bukti bahwa manusia bisa melewati apapun rintangannya.

Perjalananku lulus dimulai dari pengerjaan proposal. Tapi karena aku nggak mau terlalu berceceran, jadi aku akan buat per part.

Bagian satu ini, adalah mengenai hari-hariku mengerjakan proposal skripsi, dan yah.. jangan ditanya, aku mengalami fase gagal kok disini. :)

Dan kegalauanku yang isinya proposal aja berproses hehe

Semuanya dimulai pada...

17 Januari 2017


Kepikiran pengajuan proposal yang tinggal dua minggu lagi.
Yaampun, selama berapa semester ini baru sekarang kerasa betapa betapa betapa jauh lebih enak bayar kuliah per sks daripada UKT gini. Maksudnya, aku cuma ambil satu mata kuliah 6 sks, dan aku bayar kuliah kayak ambil 24 sks. Ini aja belum jelas bakal kelar atau enggak untuk satu semester. Huff…


09 Februari 2017

Ditengah kepalaku yang sedang semrawut ini karena sejak 4 jam yang lalu gagal memulai untuk menulis proposal, akhirnya aku mendengarkan Ebiet G-Ade.

Dulu sih waktu masih kecil, walaupun sering dengerin lagi ini, tetep aja nggak mau dijadiin playlist buat didengerin. Masa-masa ketika masih sangat mengejar hal-hal yang bersifat kekinian.

Sekarang, bertahun-tahun setelahnya, ternyata aku hanya mengumpulkan lagu-lagu lama. Lagu-lagu yang seringkali aku dengar ketika aku masih kecil, yang aku dengarkan sambil bersiap-siap sekolah. Yang aku dengarkan karena aku sedan sangat menyukai radio, yang aku dengarkan karena terbiasa walaupun tidak berniat untuk mendengarkan - karena ibuku yang punya playlistnya -, dan ternyata yang aku butuhkan kadang-kadang adalah pengingat bahwa aku masih memiliki masa lalu.
Ada masa yang tidak lagi bisa terjangkau saat ini.

Dengerin lagu Ebiet G-Ade, benar-benar menghanyutkan dan membawaku untuk kembali ke masa-masa yang tidak akan pernah kembali itu. Setidaknya aku kembali ke masa itu walaupun hanya di dalam hati,

Selamat malam ~


wkwk.. bukannya ngerjain proposal, malau ngegalau pakai lagu Ebiet G Ade. Jadi ceritanya ini tuh  mau ujian proposal skripsi, terus aku tulis deh itu perasaanku beberapa hari sebelumnya yang galau abis. Ini belum ngerjain lho, masih proposal!


Sebenarnya menulis kisah galau dan mellow itu bisa saja saya tuangkan di akun facebook yang lebih berkesan ‘status’nya. Lebih banyak temannya. Lebih banyak yang baca. Lebih banyak yang tahu. Tidak seperti disini, sepi…

Tapi saya tetap memilih melarikan diri ke tumblr ini, tidak tahu kenapa. Mungkin karena saya merasa tidak akan ada yang men-judge saya seperti ‘kenapa sih nih orang apa-apa di share, apa-apa dimasukin status’. Walaupun secara logika, itu kan facebook saya, terserah saya dong mau ngapain. Tapi teman saya sepertinya tidak berfikiran demikian. Sedangkan disni, saya merasa lebih berkuasa, karena disini benar-benar ‘terserah’ saya mau ngapain. Mau mengumpat, mau menangis, mau berteriak. Toh, ini blog saya.

Ah, saya terkesan galau dan mellow. Tidak, sebenarnya kisah hidup saya tidak serumit itu. Saya hanya sedang merasa sangat jenuh dengan deadline proposal skripsi yang pengumpulannya hanya tinggal besok, dan saya siang tadi baru selesai diamburadul oleh dosen saya. 
Masalahnya setelah saya konsultasi saya jadi tidak yakin ingin maju besok. Rasanya kok saya bakalan diserang waktu ujian proposal.

Tapi saya juga bingung, ujian proposal sebelumnya waktu saya datang saya merasa rugi karena tidak mencoba, seolah innerself saya berkata ‘kamu kenapa nggak coba sih? kan setidaknya kalau coba kamu tahu salah kamu apa’

Masalah saya sebenarnya cuma satu. Saya takut. 
Takut gugup.
Takut gelagapan.
Takut tidak bisa menjawab hujaman pertanyaan dari para dosen.
Saya takut ketahuan belum baca banyak buku.
Takut ketahuan saya cuma kutip sana-sini, hehehehehehehhe
Takut salah berkata dan menjatuhkan saya sendiri. Secara saya kalau sudah bicara di depan biasanya lupa apa yang seharusnya tidak saya katakan.
Entahlah…
Lihat besok ya.
Apakah saya sanggup.

- selamat malam -

11 Februari 2017

Masih rangka proposal skripsi. Maaf ya saya masih newbie soalnya masalah beginian.
Jadi menjelang hari esok, menjelang ujian proposal itu, jantung saya sering berdegup tidak jelas, dan tidak nyaman. Bilang saja itu karena saya belum mempersiapkan apa yang seharusnya saya persiapkan. Tapi jujur saja, semakin saya memikirkanhal tersebut, rasanya kepala saya semakin mau pecah. jadi saya kemudian beralih ke hal lainnya. Upload foto jualan, nonton drama, latihan main gitar, nonton video2 korea, buka fb, buka wattpad, trus berujung balik lagi kesini. Malah nulis.
Sekarang sudah menjelang tengah malam, dan apa ini yang saya lakukan? Masih nulis disini, bukannya benerin presentasi kek, baca buku, astaga, BACA BUKU! saya bahkan lupa. Habisnya karena mikirin presentasi bikin nggak tenang, kalau baca bukupun saya pasti gagal konsentrasi karena deg-degan. Ini jantung kenapa ya.

Tenang dikit dong :’(


12 Februari 2017

Aw, minggu ini pasti minggu terbanyak saya menghabiskan waktu untuk menulis di tumblr. Bukan sekadar reblog sana-sini, tetapi sungguh menulis sebagai momen ‘curhat’ sejenak.

Jadi, fufu. 

Masih belum jauh-jauh dari tema yang sama seperti beberapa hari belakangan, road to ‘presentasi proposal skripsi’. Nah sekarang pukul 22.41 dan saya beserta teman-teman saya yang lain sedang menunggu pengumuman jadwal maju ujian proposal. Hingga sampai saat ini, jadwal resmi masih belum diturunkan. Saya masih menunggu para dosen dan saya rasanya ingin segera minggu depan saja.

Tidak ada yang menarik dari hal yang bernama ‘menunggu’. Menunggu bagi saya tidak pernah berarti tenang. Sejak dulu saya benci menunggu. Dan menunggu di detik-detik terakhir seperti ini rasanya sungguh sangat menyiksa. 

Rasanya seperti tengah menemani bom waktu yang akan meledak sewaktu-waktu.

Ah, bom waktu itu mungkin perasaan saya sendiri.

Saya belum tenang untuk menutup mata dan tidur. Tetapi menunggu seperti ini sekaligus membuat saya berharap tidur saja sehingga tidak perlu merasa cemas mengenai jadwal proposal. Simply, karena tidak ada yang bisa saya lakukan. Dimanapun, menunggu selalu hanya berarti satu. Sabar.

- Selamat malam -

21 Februari 2017 - Hari Gagal Proposal

Wew, judulku frontal banget ya. Biarlah. Karena kenyataannya memang demikian.

Mungkin doaku juga belum bisa terkabulkan. Walaupun insting juga mengatakan hal tersebut, terkadang… kadang hati menolak untuk mengikuti insting itu. Apakah itu artinya intuisiku bagus? Entahlah, kadang aku juga nggak ngerti apakah itu intuisi pertanda baik atau buruk.

Aku nggak ngomong kayak gini ke temen-temenku. Tapi aku akan menuliskannya, karena aku kesulitan mengatakannya melalui kata-kata selain hanya mengiyakan semua kata ‘semangat’ dari teman-temanku.

Lagipula menulis inilah obatku. Jadi…

Intinya, pagi ini pengumuman lolos tidak lolos proposal akhirnya turun, dan namaku jelas termasuk kategori ‘belum diterima’. Kalau mau merinci kenapa aku tidak diterima, sebenarnya aku bisa merincikannya dengan sangat panjang seperti roll kertas struk, jadi aku memutuskan tidak akan merincikannya.

Dari sekitar 40 lebih anak, yang nggak lulus hanya sekitar 10 orang, dan itu termasuk aku. Sedih?

Wah, iya sedih. Perasaan yang muncul adalah perasaan: gini ya rasanya ditinggal temen-temen yang sekali maju langsung lolos’.

Ternyata aku memang tidak ditakdirkan untuk beruntung mendapat kesempatan sekali maju langsung lolos. Jadi aku harus maju lagi minggu kedua bulan maret.

Untukku pribadi, beban itu ada. Beban harus maju lagi artinya aku harus konsultasi lagi, akupun nggak tau proposalku kemarin masih layak untuk dipresentasikan atau enggak. Aku nggak tau apakah judulku masih bisa dipertahankan. Aku lebih nggak tau kalau ganti aku mau ganti apa. Apa aku harus bikin proposal baru lagi? Entah. Entahlah, aku nggak tau. Di kepalaku serasa ada ikatan tali pati yang tidak juga terurai karena aku harus memikirkan cara untuk meyakinkan dosenku tentang penelitianku lagi. Aku harus berdebat lagi. Cuma satu yang aku khawatirkan. Aku pasti pusing. Bukan pusing bingung ya, tapi pusing sakit kepala nyut-nyutan. Soalnya aku kalo depresi dan banyak pikiran biasanya itulah yang terjadi, dan kalau sudah begitu aku nggak bisa ngapa-ngapain karena sibuk untuk sembuh.

Kembali ke perasaanku,

tadi waktu lihat pengumuman itu dan lihat temen-temen yang udah lolos, sedangkan aku termasuk yang tidak lolos, rasanya aku ingin menangis saat itu juga. Perasaan tertekan sudah ada di dadaku, dan rasanya ingin sekali kuluapkan. Tapi aku nggak bisa nangis. Berusaha sebesar apapun aku nggak nangis. Jadi aku masih belum bisa meluapkan apa-apa. Menulis seperti inipun juga tidak membuatku menangis. Bagaimana bisa? Seingetku dulu aku anaknya cengeng dan gampang banget nangis. Jadi kenapa sekarang ketika aku merasa ingin menangis air mata itu tidak kunjung turun?

Sekarang, dampak dari perasaan itu adalah aku kehilangan semangat untuk banyak hal. Walaupun sudah disemangati temen-temenku tapi rasanya semangat itu luntur, terlebih karena aku harus kembali memikirkan proposal ini lagi, bagaimana agar aku bisa tetap bertahan ketika konsul besok. Pikiran-pikiran itu bikin aku balik lagi kayak kemarin sebelum ujian proposal. Artinya sampai aku maju proposal berikutnya, aku akan kesulitan untuk menikmati nonton drama, ataupun menulis cerita. Kalau saja aku tahu bagaimana caranya untuk menghilangkan perasaan ini. Kenapa berat sekali?

Padahal baru sekali ini aku gagal.

Ah, mungkin aku takut. Takut aku nggak akan lulus tahun ini,, dan membuang uang 2juta2ratus yang aku keluarkan semester ini dengan sia-sia?

22 Februari 2017

Ada yang bisa bantu jelaskan kenapa setiap pagi-pagi gini aku jadi sensitif. Tiba-tiba jadi sedih, perasaan jadi berat, semacam itu.

Padahal kalau malam tiba, aku semangat bukan main. Melupakan semua beban dan sibuk sendiri bersenang-senang.

Nah, kenapa kalo pagi aku malah melankolis gini?

Jadi keingetan kemarin pagi lagi. Jadi keingetan sedihnya, jadi inget kalo aku belum lolos proposal dan harus menyibukkan diri untuk konsul2 lagi. Serba bingung aku harus gimana. Pikiran buntu.




Dan setelah kegagalanku yang pertama kala itu, aku udah nggak nulis-nulis blog lagi.
Di masa-masa ini aku banyak intropeksi, dan kalau nggak salah inget, aku lanjutin lagi bikin proposal. Dan aku masih gagal. Kalau nggak salah aku 3x ujian, dan yang ketiga baru lulus. Hm, atau 2x ya? Lupa deh, tapi karena nggak ditulis aku jadi lupa. Pokoknya di ujian yang pertama itu coretan2nnya parah banget, dan kalau emang harus jujur aku emang se nggak jelas gitu sih sama proposalku sendiri. Trus aku inget di masa-masa ini aku samperin dosen yang sesuai dengan tema proposalku, dan ngajak konsul padahal emang aku bahkan belum ngerjain skripsi. Jadi mencari penjelasan logika sehingga di ujian berikutnya aku paham apa yang aku omongin.

And then, finally aku lolos proposal juga kok akhirnya. Dan ternyata perkara proposal itu hanya baby step untukku nantinya bisa lulus kuliah. Huhu..

Tapi aku sadar betapa aku sangat present moment pada saat itu. Tidak terlalu banyak memikirkan masa depan tanpa melakukan aksi, tapi fokus action untuk menciptakan masa depan yang aku inginkan, yaitu: lulus.

Dan aku yang awalnya mau lulus awal 2018 apalagi akhir 2017 gagal karena aku mementingkan dan memprioritaskan hal lain seperti bisnisku dsb. Jadi aku nggak rajin konsul. Disini aku banyak ngarep buat lulus cepet, tapi kenyatannya aku nggak melakukan action yang satu frekuensi. 

Next story >> KLIK DISINI





Salam, Adlina Haezah

Komentar