How to Overcome the Sadness That the Source is Your Bias

Renjun nggak salah. Jadi memang bukan berarti aku menyalahkan dia untuk energi ataupun emosi negatif yang aku rasakan ketika berita tentang dirinya muncul. Karena aku sayang sama anak ini, adalah hal yang normal kalau ketika ia sakit maka kita jadi merasa sama sakitnya.

Meskipun itu normal, dan kebanyakan orang akan tenggelam dalam rasa sedih, kecewa, dan sakitnya masing-masing, disini aku percaya bahwa aku bisa bertahan menjadi pihak yang, dibandingkan ikut bersakit-sakit bersamanya, aku memilih untuk tetap bahagia agar aku memiliki daya yang cukup untuk bisa kuberikan kepadanya, walaupun dari jarak sejauh ini. 

Hal yang pertama aku lakukan dalam menghadapi gelombang emosi ini adalah seperti biasa, menyadari semua emosinya. Dan dalam perenunganku, emosi-emosi itu adalah: kecewa, marah, frustasi, tidak berdaya, takut, dan dalam satu waktu ada lebih banyak emosi yang tidak bisa kunamai, tapi semuanya adalah emosi yang negatif. Seperti mengupas bawang, akupun harus sabar sama diriku sendiri untuk terus menamai gelombang emosi yang muncul. Dan aku menyadari bahwa yang paling terasa adalah perasaan takut. Aku takut dikemudian hari aku akan merasa seperti ini lagi karena dia, atau karena mereka. Aku takut di masa depan akan dapat berita-berita yang tidak mengenakkan lainnya. Padahal dulu aku bilang 'nggak papa, itu resikonya, nikmati aja hal yang seneng yang bisa kamu rasakan sekarang, kalau ada hal sedih di masa depan, urusinnya ya kalau udah di depan mata'. Tapi hari ini aku merasakan gelombang ketakutan yang membuatku ingin pergi sejauh-jauhnya dari mereka. Aku pingin ninggalin mereka untuk menyelamatkan diriku sendiri, seperti halnya aku yang dulu-dulu.

Itu emosinya.

Maksudnya, emosi yang muncul begitu saja tanpa bisa dicegah.

Aku bersyukur untuk setiap pengalaman yang aku miliki hingga saat ini untuk kemudian bisa menghadapi perasaan yang muncul itu.

Aku melakukan Letting Go. Pasrah, dan melepaskan emosi-emosi negatif itu. Karena emosi adalah emotion - energy in motion. Emosi itu adalah sebuah energi, maka tanpa pikiran yang menyertainya, emosi tersebut bisa dilepaskan.

Dan siapa sangka. Aku bisa melepaskannya.

Ketakutanku seketika hilang begitu saja. Aku tidak lagi terikat dengan emosi-emosi negatif tersebut. Akut idak lagi merasa kecewa, marah, frustasi, tidak berdaya. Karena ternyata turunan emosi tersebut semua bersumber dari satu emosi utama: Takut. Dan aku sudah melepaskannya.

Emosi-emosi ini bisa saja nanti datang lagi, tapi yah, aku hanya perlu melepaskannya lagi-dan lagi sampai energi negatif itu habis tak tersisa.

Dan saat aku menulis ini, aku mampu kembali bersentuhan dengan perasaan 'sayang' dan 'cinta' yang tadinya sempat hilang. Aku mendengarkan suaranya, lagu-lagu cover dia, sampai aku tidak menyadari aku menangis. Karena itu efek penyembuhan yang memang seharusnya kudapatkan saat mendengarkan suaranya. Lucunya, bahkan ada yang negatif dari tangisan tersebut, karena itu adalah tangisan yang di dalamnya memiliki kekuatan yang menyembuhkan. Aku hanya menangis karena aku harus menangis, seperti saat aku sedang memberikan obat pada luka yang terbuka, aku menangis karena lagunya sendiri adalah obatnya. Dan dengan begini, semoga doaku untuknya akan tersampaikan lebih cepat dengan daya yang lebih kuat. Karena aku membingkisnya dengan perasaan bersyukur, perasaan sayang, dan perasaan dengan energi positif lainnya.

Kamu mungkin akan merasa aneh: "Gimana caranya aku masih bisa tersenyum saat biasnya lagi sakit?" tapi dia nggak butuh kita bersedih. Kalau kita sedang bersedih, berarti kita juga sedang sakit. Berarti kita harus sembuh.

Bullshit dengan kata-kata: normal kalau kita sakit bersamanya. Yang bener adalah saat dia sakit, kita bertahan untuk tetap dalam gelombang energi positif, karena kalau kita aja nggak bisa kasih energi positif kepadanya, dia mau dapat dalam bentuk apa dan dari siapa?

Energi itu nggak cukup dalam bentuk kata-kata, kalau yang mengirim kata-kata dirundung energi negatif. Energi itu akan mempan kalau bentuknya kata-kata dan bersumber dari pengirim yang memiliki energi yang positif juga. Karena energi positif itulah yang merupakan energi penyembuh. Jadi sambil kita memberikan kata-kata positif, pastikan dirimu juga sembuh dari perasaan negatifmu ya sayang :)

Kalau kamu bisa merasakan energinya, semoga kamu memahami apa yang aku rasakan saat ini. Dan itu adalah perasaan yang baik.

Hal yang terjadi setelah aku melakukan ini: aku bisa melihat berita renjun sakit tanpa rasa sedih, tapi hanya ada doa di dalamnya dan doa itu bisa aku bungkus dengan energi cinta. Udah nggak ada lagi takut, kecewa, amarah, maupun hal negatif lainnya.

Aku berharap kalian juga bisa ya melakukannya. Karena energi positif kita yang dia butuhkan saat ini.

karena kamupun sempat terluka, jadi sembuhkan diri kalian dulu, untuk bisa membantu mengirimkan energi penyembuhan ke orang-orang yang kita sayangi. 

Salam, Adlina Haezah

Komentar